Salah satu konsep yang seringkali terlewatkan bahkan banyak yang tidak disadari oleh setiap pemilik bisnis adalah Cash Conversion Cycle (CCC). CCC bukan hanya sekedar istilah keuangan, melainkan sebuah ukuran penting yang menggambarkan seberapa efisien sebuah perusahaan mengelola persediaan, piutang, dan hutangnya untuk menghasilkan kas.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang CCC, bisnis dapat mengidentifikasi peluang untuk mempercepat aliran kas, yang pada akhirnya meningkatkan likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
Untuk mengetahui selengkapnya, yuk pelajari lebih lanjut tentang Cash Conversion Cycle mulai dari pengertian hingga cara menghitungnya dengan membaca informasi di bawah ini.
Pengertian Cash Conversion Cycle (CCC)
Cash Conversion Cycle (CCC) atau siklus konversi kas adalah metrik yang mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah modal kerja menjadi kas. Modal kerja sendiri adalah aset yang digunakan perusahaan untuk menjalankan operasinya, seperti persediaan (inventory), piutang (account receivables), dan hutang dagang (account payables).
Dengan kata lain, CCC adalah perputaran arus kas dengan menghitung waktu dari saat perusahaan membayar supplier untuk membeli persediaan/bahan baku hingga menerima menerima pembayaran dari customer dari aktivitas penjualan akhir. Konsep ini penting karena memberikan wawasan tentang efisiensi operasional dan manajemen arus kas perusahaan.
CCC dihitung dengan menjumlahkan periode persediaan (inventory), periode piutang (Account Receivables) , dan kemudian mengurangi periode pembayaran utang (Account Payables). Berikut rumus menghitung CCC:
CCC = Periode Persediaan (Inventory) + Periode Piutang (Account Receivables)- Periode Pembayaran Utang (Account Payables)
Baca juga: Kenali Days Payable Outstanding (DPO), Salah Satu Faktor Penting dalam CCC
Komponen Cash Conversion Cycle (CCC)
1. Persediaan (Inventory) atau Days of Inventory Outstanding (DIO)
Waktu yang diperlukan untuk menjual persediaan. Ini mencakup proses produksi, penyimpanan, dan akhirnya penjualan barang tersebut. Periode persediaan yang lebih pendek menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi dalam mengelola stok. Intinya ini mengukur jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah persediaannya menjadi penjualan.
2. Piutang dagang (Accounts Receivable) atau Days Sales Outstanding (DSO)
Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan pembayaran dari customer setelah penjualan dilakukan. Periode piutang yang lebih pendek menandakan bahwa perusahaan efektif dalam mengumpulkan pembayaran, meningkatkan likuiditas.
3. Hutang Dagang (Accounts Payable) atau Days Payable Outstanding (DPO)
DPO sendiri digunakan untuk mengukur jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar utang kepada supplier atau vendornya. DPO yang lebih tinggi dapat memberikan manfaat bagi CCC karena artinya perusahaan lebih lama “memegang” uang mereka sebelum harus membayar vendor. Hal ini meningkatkan arus kas.
Baca juga: Cara Mengatur Cash Conversion Cycle: Solusi Untuk Arus Kas yang Lebih Positif
Cara Menghitung Cash Conversion Cycle (CCC)
Untuk memahami perhitungan CCC dengan baik, mari langsung ambil contoh dari perusahan terkemuka seperti Starbucks.
Starbucks, dengan jaringan kafe di seluruh dunia, mengelola persediaan bahan baku seperti kopi, susu, dan makanan, serta menghadapi tantangan dalam mengumpulkan pembayaran dari customer dan mengelola pembayaran kepada supplier.
Dengan hasil perhitungan di setiap komponennya adalah sebagai berikut:
- DIO: Starbucks rata-rata memegang persediaan selama 60 hari. Ini mencerminkan waktu dari pembelian bahan baku hingga bahan tersebut digunakan atau dijual.
- DSO: Mengingat model bisnis Starbucks yang kebanyakan transaksi secara instan (customer membayar saat membeli), DSO sangat rendah, yaitu sekitar 5 hari.
- DPO: Starbucks memiliki kesepakatan pembayaran dengan supplier-nya sehingga rata-rata membayar hutang dalam 75 hari.
Maka, didapatkan perhitungan sebagai berikut:
CCC=DIO+DSO−DPO
=60+5−75=−10
Hasil perhitungan menunjukkan CCC negatif sebesar -10 hari. Dalam konteks manajemen cash flow, ini adalah hasil yang sangat positif. CCC negatif berarti Starbucks menerima pembayaran dari penjualannya lebih cepat daripada harus membayar supplier-nya.
Ini memberi Starbucks keunggulan arus kas, memungkinkannya untuk menggunakan kas tersebut untuk operasi lainnya, seperti pembayaran utang, investasi dalam pertumbuhan, atau pengembalian kepada pemegang saham, sebelum kas tersebut harus dibayarkan kepada supplier.
Pengaruh CCC terhadap Kesehatan Arus Kas Bisnis
Cash Conversion Cycle (CCC) merupakan indikator penting dalam manajemen keuangan yang menggambarkan berapa lama sebuah perusahaan membutuhkan waktu untuk mengubah pengeluaran kas terkait produksi menjadi penerimaan kas dari penjualan.
Dengan mengoptimalkan CCC, perusahaan dapat mempercepat penerimaan kasnya, meminimalisir kebutuhan untuk pinjaman, dan meningkatkan efisiensi operasionalnya.
Studi dari jurnal Elsevier 2018 menunjukkan bahwa perusahaan dengan CCC yang lebih rendah cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Fakta ini menegaskan pentingnya pengelolaan modal kerja yang efisien dalam mencapai keunggulan kompetitif.
Misalnya, perusahaan seperti Dell telah meraih kesuksesan dengan menerapkan model “build-to-order“, yang secara signifikan mengurangi waktu inventaris mereka dan mempercepat CCC. Strategi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga meningkatkan kepuasan customer dengan pengiriman yang lebih cepat.
Di sisi lain, perpanjangan CCC dapat menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam menjual inventaris atau mengumpulkan pembayaran dari customer, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
Baca juga: Mengungkap Strategi Kelola Cash Flow dari CBO Paper.id, Anthony Huang
Nah buat kamu seorang busines owner dan ingin tahu berapa nilai CCC, lancar atau tidak cash flow bisnis kamu, kamu bisa menggunakan Paper.id! Cukup klik tombol di bawah ini dan masukkan data-data yang diperlukan. Selamat kamu bisa menganalisis hasilnya dan dapat rekomendasinya!
- 6 Cara Deteksi dan Cegah Fraud dalam Bisnis, Lakukan Sebelum Terlambat! - November 4, 2024
- Bahaya Invoice Palsu: Ancaman Tersembunyi yang Bisa Menguras Kas Bisnis Kamu - Oktober 28, 2024
- Cara Membuat Kwitansi di Word dan Excel, Mudah dan Cepat! - Oktober 10, 2024