Laporan keuangan neraca merupakan salah satu komponen penting dalam laporan keuangan perusahaan. Sebab, di dalamnya memberikan gambaran tentang posisi keuangan suatu entitas pada waktu tertentu.

Neraca ini digunakan untuk menunjukkan seberapa sehat kondisi finansial perusahaan. Bahkan, memberi informasi mengenai aset, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham.

Dalam artikel ini, kita akan bahas lebih dalam tentang laporan keuangan neraca. Simak ulasannya di bawah ini!

Apa Itu Laporan Keuangan Neraca?

Laporan keuangan neraca adalah laporan yang mencatat posisi keuangan suatu perusahaan pada akhir periode tertentu.

Biasanya, neraca disusun pada akhir bulan, kuartal, atau tahun. Tujuannya untuk memberikan gambaran jelas mengenai aset yang dimiliki perusahaan.

Selain itu bisa memperlihatkan kewajiban yang harus dipenuhi, serta ekuitas yang tersisa bagi pemegang saham.

Dengan informasi tersebut, pengguna laporan keuangan seperti investor, kreditor, dan manajemen perusahaan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Bahkan, bisa juga dipakai untuk mengelola utang, dan menciptakan nilai bagi pemegang saham.

Baca Juga: Inilah Cara buat dan Contoh Laporan Keuangan Excel

Daripada repot-repot buat laporan keuanga neraca sendiri, kamu bisa andalkan Paper.id untuk buatkan otomatis untukmu!

Hanya dengan menggunakan Paper.id untuk invoicing dan pembayaran, nantinya semua transaksimu akan tercatat otomatis dan dibuatkan laporannya langsung.

Yuk, simak selengkapnya tentang laporan keuangan Paper.id dan registrasikan bisnismu untuk coba sendiri, gratis!

Komponen Laporan Keuangan Neraca

Dalam menyajikan neraca, ada format yang umumnya diikuti. Sisi kiri adalah laporan penyajian aset yang dimiliki sebuah perusahaan yaitu aset tetap dan lancar. Sedangkan pada sisi kanan menyajikan kewajiban dan juga modal.

Untuk lebih jelasnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai komponen yang dimiliki sebuah laporan neraca:

1. Aset

Aktiva atau aset merujuk pada keseluruhan dari sumber daya yang Anda miliki. 

Aset merupakan sebuah nilai kekayaan perusahaan yang digunakan untuk kebutuhan sekaligus dukungan untuk operasional. 

Berdasarkan jangka waktu pemakaiannya, aktiva terbagi menjadi dua jenis, yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap, berikut adalah penjelasannya:

  • Aset lancar

Aktiva lancar adalah aset yang memiliki umur kegunaan jangka pendek, dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu maksimal satu tahun. 

Adapun komponen yang termasuk di dalamnya seperti kas dan setara kas, piutang usaha, persediaan dan utang dibayar di muka.

  • Aset tetap

Aset tetap adalah aset yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun. Ini juga berada di dalam komponen laporan neraca keuangan akuntansi. 

Adapun komponennya bisa seperti bangunan pabrik, bangunan kantor, peralatan pabrik, peralatan kantor dan hak milik intelektual seperti hak paten dan hak cipta.

Aset seperti bangunan pabrik dan peralatan ini dapat disajikan pada laporan neraca dalam nilai bersih yaitu sudah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

2. Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban adalah utang terhadap pihak lain yang harus dibayar, baik dalam jangka pendek maupun panjang. 

Akun kewajiban biasanya meliputi, utang, pendapatan diterima di muka, serta akrual ( biaya yang jatuh tempo di kemudian hari ).

Kewajiban merupakan utang perusahaan kepada kreditur dan pihak lainnya yang dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Kewajiban/Utang lancar

Kewajiban atau utang lancar adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun. 

Kewajiban lancar ini juga memiliki beberapa contoh diantaranya utang usaha/utang dagang, gaji dan pajak yang harus dibayar dan wesel tagih yang jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun.

  • Kewajiban/Utang jangka panjang

Sedangkan utang jangka panjang pada laporan akuntansi neraca merupakan kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. 

Salah satu contohnya adalah pinjaman jangka panjang dan obligasi yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.

3. Ekuitas atau Modal

Ekuitas merupakan sebuah elemen dalam laporan neraca keuangan. Bisa dikatakan, ekuitas ini dapat mencerminkan kepemilikan perusahaan. 

Posisi prive dalam balance sheet disajikan pada bagian ekuitas, yakni untuk mengurangi saldo ekuitas.

Berdasarkan hubungan timbal balik, ekuitas adalah dapat diartikan sebagai selisih antara komponen-komponen aset dan utang.

Aset – Liability = Equity

Komponen ekuitas dalam sebuah laporan neraca adalah saldo dari modal akhir usaha. Ekuitas ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Saham disetor

Saham disetor adalah jumlah kas yang disetorkan oleh pemegang saham ke perusahaan. Dana dari saham disetor ini bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan.

Seperti contohnya untuk belanja modal kerja ataupun membeli aset yang terdapat pada neraca keuangan.

  • Laba ditahan

Laba ditahan adalah laba perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Bagian laba ditahan inilah yang akan terus terakumulasi dari waktu ke waktu.

Hal ini dilakukan saat sebagian laba perusahaan tidak semuanya dibagikan sebagai dividen. 

Karena itu, perincian elemen atau bagian ekuitas ini memiliki arti penting bagi sebagian orang. Akan tetapi juga tidak untuk sebagian lainnya.

Baca Juga: Analisis Laporan Keuangan: Definisi, Manfaat, dan Contohnya

Cara Membaca Laporan Keuangan Neraca

Untuk membaca laporan keuangan neraca dengan efektif, penting untuk memahami bagaimana ketiga komponen utama (aset, kewajiban, dan ekuitas) saling berhubungan.

Berikut adalah beberapa langkah untuk menganalisis laporan neraca:

1. Periksa keseimbangan aset dan kewajiban

Penting untuk memeriksa keseimbangan antara total aset dan total kewajiban + ekuitas. Seharusnya, total aset selalu sama dengan jumlah kewajiban dan ekuitas, sesuai dengan rumus dasar neraca:

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Jika terdapat ketidakseimbangan, kemungkinan besar ada kesalahan dalam pencatatan akuntansi.

2. Analisis likuiditas perusahaan

Salah satu cara untuk menilai likuiditas perusahaan adalah dengan membandingkan jumlah aset lancar dengan kewajiban lancar.

Rasio lancar dengan kewajiban lancar. Rasio lancar (current ratio) adalah salah satu alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar

Rasio lebih dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang tersedia.

3. Tinjau struktur modal

Analisis ekuitas dapat memberikan gambaran tentang bagaimana perusahaan mendanai operasionalnya, apakah lebih mengandalkan utang atau modal sendiri.

Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) adalah indikator yang berguna di sini.

Debt to Equity Ratio = Kewajiban Total / Ekuitas Total

Rasio yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan lebih bergantung pada utang untuk membiayai kegiatan operasionalnya.

4. Perhatikan perubahan tahun ke tahun

Perubahan dalam komponen neraca dari tahun ke tahun dapat memberikan wawasan tentang kinerja keuangan perusahaan.

Misalnya, peningkatan signifikan dalam aset lancar atau pengurangan kewajiban jangka pendek dapat menunjukkan perkembangan positif

Laporan keuangan neraca adalah alat yang sangat penting bagi perusahaan untuk menunjukkan posisi keuangan mereka pada titik waktu tertentu.

Dengan menganalisis aset, kewajiban, dan ekuitas, para pemangku kepentingan dapat menilai kesehatan finansial perusahaan serta potensi pertumbuhannya.

Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai laporan neraca sangat penting bagi para investor, manajer, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam membuat keputusan bisnis yang tepat.

Nadiyah Rahmalia