Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ekonomi modern.

Ketika harga barang dan jasa meningkat secara umum dalam periode tertentu, maka daya beli masyarakat akan menurun.

Bagi banyak pelaku bisnis, inflasi menjadi tantangan besar yang harus dikelola dengan bijaksana.

Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 penyebab inflasi dan dampaknya terhadap dunia bisnis.

Dengan begitu, kamu bisa lebih memahami dinamika ekonomi yang sedang berlangsung dan bagaimana cara menghadapinya.

1. Permintaan yang Tinggi (Demand-Pull Inflation)

Inflasi jenis ini terjadi ketika permintaan barang dan jasa melebihi kapasitas produksi yang tersedia.

Ketika konsumen memiliki daya beli yang tinggi dan ekonomi dalam kondisi baik, permintaan akan barang dan jasa akan melonjak.

Bisnis yang beroperasi di pasar yang sangat tergantung pada permintaan konsumen harus siap menghadapi kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, dan distribusi.

Dampaknya, margin keuntungan bisa tergerus jika harga jual tidak dinaikkan sesuai dengan inflasi.

Baca Juga: Permintaan dan Penawaran: Definisi dan Faktor yang Mempengaruhinya

2. Kenaikan Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)

Kenaikan biaya produksi seperti bahan baku, upah tenaga kerja, dan harga energi bisa menyebabkan inflasi.

Misalnya, jika harga minyak global naik, maka biaya transportasi dan produksi barang juga akan meningkat.

Bagi pelaku bisnis, mereka harus memutuskan apakah akan menanggung biaya tersebut atau menaikkan harga jual produk atau jasa mereka.

Kenaikan harga yang tiba-tiba dapat mengurangi daya beli konsumen, mempengaruhi volume penjualan, dan merusak reputasi bisnis.

Dalam menghadapi perubahan ini, bisnis harus cepat gerak dan menyesuaikan kebijakan pada mitra bisnisnya.

Namun, jika masih mengurus invoice secara konvensional, tentu akan sangat ribet karena menyesuaikan kembali satu per satu secara manual. Bayangkan, akan memakan waktu yang sangat lama, ‘kan?

Oleh karena itu, kamu bisa menggunakan Paper.id sebagai asisten pembuatan invoice-mu secara digital. Di Paper.id, kamu bisa membuat invoice online hanya dalam 5 menit, sudah tersedia template profesional juga yang siap pakai!

Kamu tinggal mengatur kebijakan biaya dengan beberapa klik dan input singkat saja, sehingga bisa disesuaikan dengan cepat jika diperlukan.

Praktis dan gratis, yuk, pelajari selengkapnya tentang Paper.id dan registrasikan bisnismu sekarang juga!

3. Pengaruh Kebijakan Moneter (Monetary Policy)

Bank sentral memainkan peran penting dalam mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter.

Jika bank sentral menurunkan suku bunga atau meningkatkan jumlah uang yang beredar, hal ini dapat meningkatkan inflasi.

Meskipun bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, di sisi lain, bisnis harus mengantisipasi kenaikan biaya operasional akibat inflasi yang meningkat.

Kenaikan suku bunga yang tinggi bisa menjadi beban bagi bisnis yang bergantung pada pembiayaan utang.

4. Krisis Global (Global Supply Chain Disruptions)

Krisis global, seperti pandemi COVID-19 atau perang internasional, dapat mengganggu rantai pasokan global.

Kondisi itu menyebabkan kelangkaan barang, dan pada gilirannya memicu inflasi. Keterbatasan pasokan ini menyebabkan harga barang dan bahan baku melonjak.

Bagi bisnis, hal ini berarti mereka mungkin harus menghadapi biaya yang lebih tinggi. Bahkan, itu berlaku untuk barang yang sebelumnya murah.

Untuk bertahan, banyak bisnis yang harus mencari cara untuk beradaptasi dengan perubahan ini.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung Inflasi Tahunan Secara Akurat?

5. Kenaikan Harga Energi

Harga energi, terutama minyak dan gas, mempengaruhi hampir semua sektor bisnis. Kenaikan harga energi langsung berdampak pada biaya operasional dan produksi.

Misalnya, perusahaan transportasi atau manufaktur yang sangat bergantung pada bahan bakar akan melihat margin keuntungan mereka tergerus seiring dengan meningkatnya biaya operasional.

Ketergantungan terhadap energi fosil membuat banyak bisnis rentan terhadap fluktuasi harga energi yang bisa memperburuk inflasi.

6. Kebijakan Fiskal Pemerintah

Pemerintah dapat mempengaruhi inflasi melalui kebijakan fiskalnya, yaitu dengan meningkatkan pengeluaran atau memotong pajak.

Peningkatan pengeluaran pemerintah dapat mendorong permintaan agregat. Efeknya dapat menyebabkan inflasi.

Meskipun kebijakan ini dapat merangsang ekonomi jangka pendek, dalam jangka panjang, bisnis harus waspada terhadap potensi penurunan daya beli konsumen.

Tentunya dapat berdampak pada sektor-sektor tertentu.

7. Devaluasi Mata Uang

Ketika nilai tukar mata uang suatu negara mengalami penurunan, maka harga barang impor akan menjadi lebih mahal. Kondisi Ini dikenal dengan istilah devaluasi mata uang.

Devaluasi ini akan memicu inflasi, terutama pada negara yang bergantung pada impor barang dan bahan baku.

Bagi bisnis yang bergantung pada bahan baku impor, dampaknya adalah kenaikan harga yang harus diteruskan ke konsumen. Kondisi ini bisa mengurangi daya beli dan mengurangi permintaan.

8. Penyebaran Inflasi dari Negara Lain

Inflasi tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal.

Negara-negara besar dengan ekonomi kuat seperti Amerika Serikat atau China, jika mengalami inflasi tinggi, bisa mempengaruhi ekonomi negara lainnya melalui perdagangan internasional.

Kenaikan harga barang global, terutama barang-barang yang diperdagangkan internasional, dapat menyebabkan inflasi di negara lain.

Bisnis yang terhubung dengan pasar global harus berhati-hati dalam menghadapi fluktuasi harga ini.

Baca Juga: 5 Faktor yang Mempengaruhi Inflasi Terjadi dalam Waktu Singkat

9. Ekspektasi Inflasi

Ekspektasi inflasi memainkan peran besar dalam meningkatkan inflasi itu sendiri.

Jika konsumen dan pelaku bisnis memperkirakan bahwa harga barang akan terus naik, mereka cenderung membeli lebih banyak barang sekarang untuk menghindari harga lebih tinggi di masa depan.

Hal ini dapat menyebabkan lonjakan permintaan yang pada gilirannya memicu inflasi lebih lanjut.

Bisnis yang berhasil mengelola ekspektasi harga dengan komunikasi tepat akan memiliki keuntungan lebih dalam mengendalikan dampak inflasi.

10. Spekulasi dan Manipulasi Harga

Dalam beberapa kasus, spekulasi pasar dapat menyebabkan lonjakan harga barang tertentu, baik itu bahan baku, properti, maupun komoditas lainnya.

Pelaku pasar yang berusaha meraih keuntungan dengan memanipulasi harga dapat memperburuk situasi inflasi.

Bagi bisnis, spekulasi dan manipulasi harga ini bisa menambah ketidakpastian pasar.

Ketika harga barang dan bahan baku tiba-tiba melonjak karena spekulasi, bisnis yang bergantung pada stabilitas harga untuk merencanakan produksi dan strategi penjualan akan menghadapi kesulitan.

Perusahaan harus lebih cermat dalam memonitor pasar dan mempertimbangkan potensi fluktuasi harga yang dapat mempengaruhi biaya operasional mereka.

Inflasi adalah bagian dari siklus ekonomi yang tak terhindarkan, namun dengan memahami penyebab dan dampaknya terhadap bisnis, kamubisa lebih siap dalam menghadapinya.

Menjaga fleksibilitas harga, efisiensi operasional, dan perencanaan keuangan yang matang menjadi kunci bagi bisnis agar tetap bertahan di tengah gejolak inflasi.

Selain itu, penting untuk selalu memantau kondisi ekonomi global dan domestik agar bisa mengambil keputusan yang tepat dalam setiap langkah bisnis.

Nadiyah Rahmalia