Pernahkah kamu berpikir bagaimana sebuah bisnis dagang bisa mencatat setiap transaksi dengan rapi, menghitung laba dengan tepat, dan memastikan keuangannya tetap sehat?
Semua itu tidak terjadi begitu saja—ada proses yang disebut siklus akuntansi. Siklus ini mencakup tahapan-tahapan penting yang harus dilakukan secara berurutan agar laporan keuangan yang dihasilkan akurat dan bisa menjadi dasar dalam pengambilan keputusan bisnis.
Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas 11 contoh tahapan siklus akuntansi yang biasa diterapkan dalam perusahaan dagang. Yuk, simak penjelasannya agar kamu lebih memahami bagaimana akuntansi membantu bisnis berjalan lebih tertata dan efisien!
Apa Itu Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang?
Siklus akuntansi perusahaan dagang adalah rangkaian proses pencatatan, pengelolaan, dan pelaporan transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Siklus ini bertujuan untuk menyusun laporan keuangan yang akurat dan mencerminkan kondisi bisnis secara nyata. Prosesnya mencakup pencatatan transaksi, penyesuaian, hingga penyusunan laporan keuangan.
Baca Juga: Akuntansi Perusahaan Dagang: Definisi dan Siklus Lengkapnya
Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Berikut tahapan-tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang:
1. Mencatat transaksi di jurnal umum
Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mencatat semua transaksi bisnis di jurnal umum. Setiap peristiwa keuangan yang terjadi akan dicatat sesuai dengan prinsip akuntansi. Misalnya, jika perusahaan membeli kendaraan dengan kas, akun kas berkurang (dikreditkan) dan akun kendaraan bertambah (didebitkan).
Jika transaksi dalam bisnis masih sedikit, jurnal umum mungkin cukup. Namun, untuk bisnis dengan transaksi tinggi, jurnal khusus seperti jurnal penerimaan kas, pengeluaran kas, pembelian, dan penjualan dapat membantu menyederhanakan pencatatan dan meningkatkan efisiensi.
2. Mencatat di buku besar pembantu
Setelah transaksi dicatat di jurnal umum, langkah berikutnya adalah memindahkannya ke buku besar pembantu. Buku besar ini mengelompokkan akun tertentu, seperti piutang dan utang, sehingga memudahkan pemantauan keuangan dan perencanaan anggaran. Data dari buku besar ini kemudian digunakan untuk menyusun neraca saldo.
3. Menyusun neraca saldo belum disesuaikan
Neraca saldo belum disesuaikan adalah daftar semua akun bisnis sebelum dilakukan jurnal penyesuaian. Penyusunannya cukup sederhana: saldo akun dari buku besar dipindahkan ke neraca saldo, dengan saldo debit di sebelah kiri dan saldo kredit di sebelah kanan.
Dalam sistem akuntansi modern, proses ini sering dilakukan secara otomatis oleh perangkat lunak. Namun, dalam sistem manual, pembaruan biasanya dilakukan secara berkala, seperti mingguan atau bulanan.
4. Membuat jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode untuk memastikan bahwa pendapatan dan pengeluaran tercatat pada periode yang tepat. Penyesuaian ini meliputi:
- Pembayaran di muka (misalnya, sewa dibayar di awal tahun tetapi digunakan setiap bulan)
- Akrual (pengakuan pendapatan atau beban yang belum dicatat)
- Pengeluaran non-tunai (misalnya, penyusutan aset tetap)
5. Menyusun neraca saldo telah disesuaikan
Setelah jurnal penyesuaian dibuat, neraca saldo yang disesuaikan disusun. Ini mencerminkan kondisi keuangan yang lebih akurat sebelum laporan keuangan disusun. Ada dua metode penyusunannya: memindahkan saldo dari buku besar atau menyesuaikan saldo dari neraca saldo sebelumnya.
Baca Juga: Memahami Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang, Pebisnis Wajib Paham!
6. Menyusun laporan keuangan
Laporan keuangan adalah tujuan utama akuntansi. Laporan ini mencakup: neraca, laba rugi, laba ditahan, dan arus kas yang memberikan gambaran lengkap tentang kondisi keuangan perusahaan dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
7. Menyusun lembar kerja akuntansi
Lembar kerja akuntansi membantu akuntan merangkum seluruh langkah dalam siklus akuntansi, mulai dari neraca saldo hingga laporan keuangan. Lembar ini biasanya memiliki lima kolom yang menunjukkan alur pencatatan transaksi dari awal hingga akhir periode akuntansi.
8. Membuat jurnal penutup
Jurnal penutup digunakan untuk menutup akun sementara, seperti akun pendapatan dan beban, dengan mentransfer saldonya ke akun laba ditahan. Ini memastikan bahwa setiap periode akuntansi dimulai dengan saldo nol untuk akun pendapatan dan beban.
Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki pendapatan Rp100 juta dan beban Rp60 juta, maka laba Rp40 juta akan dipindahkan ke akun laba ditahan.
9. Membuat ringkasan penghasilan
Akun ringkasan penghasilan bersifat sementara dan digunakan untuk menampung saldo akun pendapatan dan beban sebelum dilakukan penutupan. Ini membantu memastikan bahwa seluruh pendapatan dan beban telah dipindahkan dengan benar.
10. Menyusun neraca saldo setelah tutup buku
Setelah jurnal penutup dibuat, neraca saldo akhir disusun untuk memastikan semua akun sementara telah ditutup dan saldo akun tetap sesuai. Neraca ini mencerminkan posisi keuangan yang sebenarnya setelah semua penyesuaian dan penutupan dilakukan.
11. Membuat jurnal pembalik
Langkah terakhir adalah membuat jurnal pembalik untuk membatalkan jurnal penyesuaian tertentu dari periode sebelumnya. Ini berguna untuk menyederhanakan pencatatan di periode baru, terutama untuk akun akrual dan pembayaran di muka. Namun, jurnal pembalik bersifat opsional, tergantung pada kebijakan perusahaan.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Aplikasi Akuntansi yang Mudah Digunakan
Kelola Keuangan Bisnis Lebih Mudah dan Efisien dengan Paper.id!
Mengelola siklus akuntansi itu penting, tapi jika masih pakai cara manual, bisa jadi boros waktu dan tenaga. Jangan khawatir! Paper.id hadir untuk membantumu mencatat dan mengontrol keuangan bisnis dengan lebih cepat, praktis, dan otomatis.
Kenapa harus pakai fitur akuntansi Paper.id?
- Gratis dan Otomatis: Pencatatan transaksi langsung terintegrasi dengan invoice pembelian dan penjualan, tanpa biaya tambahan!
- Keamanan Setara Bank: Data keuangan bisnis aman dengan sertifikasi ISO 27001.
- Akses Fleksibel Kapan Saja: Berbasis cloud, sehingga kamu bisa mengelola keuangan dari mana pun dan kapan pun.
- Terintegrasi dengan Invoice Digital: Buat invoice, bubuhkan e-meterai, dan kirim langsung via WhatsApp, Email, atau SMS.
- Tersedia Berbagai Metode Pembayaran: Bayar dan terima pembayaran lebih mudah lewat transfer bank, kartu kredit, e-wallet, hingga marketplace.
Saatnya kelola keuangan bisnis dengan lebih praktis dan profesional! Yuk, eksplor fitur akuntansi sederhana dari Paper.id dan nikmati pencatatan keuangan yang lebih rapi, efisien, dan tanpa ribet dengan klik tombol di bawah!
- 11 Contoh Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang - Februari 27, 2025
- Belum Tahu Cara Membuat QRIS? Ikuti Langkah Mudah Ini! - Februari 27, 2025
- 5 Manfaat Digitalisasi untuk Proses Billing dan Invoice Bisnis - Februari 27, 2025