Jika kamu pernah berbelanja online, terutama produk yang berbasis pre-order (PO), pasti sering melihat istilah “Close PO” di berbagai platform e-commerce atau media sosial. Tapi, apakah kamu benar-benar memahami apa artinya dan bagaimana penerapannya dalam bisnis?

Dalam dunia bisnis digital, memahami sistem PO dan Close PO bukan hanya sekadar istilah teknis, tetapi juga bagian dari strategi bisnis yang dapat meningkatkan efisiensi, memperbaiki cash flow, dan menciptakan eksklusivitas produk. Banyak brand, mulai dari fashion hingga produk digital, telah sukses menerapkan sistem ini untuk meningkatkan permintaan pasar.

Namun, apakah semua bisnis cocok menggunakan sistem Close PO? Apa tantangan yang mungkin dihadapi? Dan bagaimana cara membuat strategi Close PO yang sukses? Artikel ini akan mengulas semuanya.

Kenapa Sistem Close PO Menjadi Tren di Bisnis Online?

Tren pre-order dan Close PO berkembang pesat, terutama di era digital. Berikut adalah beberapa data yang menunjukkan dampaknya:

  • 80% bisnis e-commerce yang menggunakan sistem PO melaporkan pengurangan risiko stok berlebih secara signifikan menurut Shopify.
  • Produk yang dijual dengan model pre-order dan batasan waktu (Close PO) mengalami peningkatan konversi hingga 3x lipat dibanding produk yang tersedia setiap saat menurut Bigcommerce.

Dari angka-angka ini, terlihat jelas bahwa Close PO bukan sekadar strategi pemasaran, tetapi juga alat bisnis yang dapat menciptakan permintaan dan meningkatkan penjualan.

Baca juga: Purchase Order Financing: Pengertian, Manfaat, & Kapan Bisnis Membutuhkannya?

Fungsi Close PO dalam Bisnis Online

Sistem Close PO bukan hanya soal membatasi waktu pemesanan, tetapi juga memiliki peran penting dalam mengelola bisnis dengan lebih efisien. Salah satu manfaat utama dari sistem ini adalah kemampuannya untuk mengontrol stok dan produksi. Dalam bisnis yang berbasis persediaan, salah satu tantangan terbesar adalah menghindari kelebihan stok yang bisa menyebabkan kerugian.

Tidak hanya itu, sistem Close PO juga bisa menjadi strategi pemasaran yang ampuh untuk meningkatkan eksklusivitas produk. Ketika pelanggan tahu bahwa produk hanya bisa dipesan dalam waktu tertentu, mereka akan lebih terdorong untuk segera mengambil keputusan agar tidak melewatkan kesempatan. Efek FOMO (Fear of Missing Out) ini sering dimanfaatkan oleh brand-brand besar untuk menciptakan hype dan meningkatkan nilai produk di mata konsumen.

Dari segi operasional, Close PO juga membantu bisnis dalam manajemen produksi dan pengiriman. Dengan sistem ini, perusahaan bisa lebih mudah menentukan kapasitas produksi berdasarkan jumlah pesanan yang masuk. Hal ini tidak hanya mengurangi risiko overstock, tetapi juga memastikan bahwa pesanan bisa dikirim tepat waktu karena produksi sudah direncanakan dengan matang.

Cara Menerapkan Strategi Close PO yang Efektif

Agar sistem Close PO bisa berjalan dengan optimal, bisnis perlu menerapkan strategi yang tepat. Salah satu langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan durasi PO yang jelas. Idealnya, pre-order dibuka selama 3-7 hari untuk memberikan cukup waktu bagi pelanggan untuk memesan tanpa membuat mereka menunda terlalu lama. Komunikasi mengenai batas waktu ini juga harus disampaikan dengan jelas melalui berbagai kanal, seperti website, media sosial, dan email marketing.

Selain itu, strategi pemasaran berbasis FOMO (Fear of Missing Out) harus diterapkan secara efektif. Pelaku usaha bisa menciptakan rasa urgensi dengan memberikan pengumuman seperti “Hanya tersisa 24 jam sebelum Close PO!” atau “Setelah Close PO, produk ini tidak akan restock dalam waktu dekat.” Penggunaan countdown timer di website atau stories media sosial juga bisa membantu mengingatkan pelanggan agar segera melakukan pembelian sebelum batas waktu berakhir.

Baca juga: Rekomendasi Software Purchase Order Digital untuk Pebisnis

Demikian strategi close PO yang dapat kamu terapkan dalam bisnismu! Selain memastikan pengelolaan stok lebih teratur, kamu juga bisa mengandalkan Paper.id untuk membantumu dalam transaksi bisnis.

Dengan 30 metode pembayaran tersedia, kamu bebas pilih metode apapun untuk bayar supplier dengan hanya 1,5% di tiap transaksi! Coba gratis sekarang!

Daniel Nugraha