Arus kas atau cash flow adalah salah satu indikator utama keadaan keuangan suatu bisnis. Pengelolaan cash flow yang baik memastikan kelangsungan usaha dan membantu perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktu.  

Salah satu cara efektif untuk meningkatkan cash flow bisnis adalah melalui sistem invoicing yang efisien. Untuk itu, berikut pembahasan bagaimana invoice dapat membantu mempercepat arus kas perusahaan dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan. Simak selengkapnya di bawah!

Apa Itu Cash Flow? 

Cash flow adalah pergerakan keluar masuknya uang dalam suatu bisnis selama periode tertentu. Arus kas yang sehat menunjukkan bahwa bisnis memiliki likuiditas yang cukup untuk membayar biaya operasional dan investasi. 

Memiliki cash flow yang stabil sangat penting untuk keberlangsungan bisnis. Pengelolaan cash flow yang baik dapat mempermudah perusahaan untuk membayar gaji karyawan dengan tepat waktu, meningkatkan daya saing usaha serta menghindari utang yang tidak perlu.  

Beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi cash flow perusahaan adalah: 

  • Pendapatan Penjualan 
  • Pengeluaran Operasional 
  • Pengelolaan Persediaan 
  • Kredit dan Piutang 
  • Sistem Pembayaran

Baca Juga: Cara Menghitung Cash Flow, Lengkap dengan Rumusnya!

Mengenal Jenis-Jenis Cash Flow 

Jenis cash flow terbagi menjadi dua, yang harus dicek secara berkala dalam kurun waktu mingguan, bulanan, atau triwulan. Berikut di antaranya: 

1. Cash flow positif 

Terjadi ketika kas yang berasal dari penjualan, piutang, atau sumber pemasukan lainnya melebihi jumlah kas yang dikeluarkan. Kas keluar biasanya digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pelunasan utang dagang, pengeluaran bulanan, atau pembayaran gaji karyawan. 

2. Cash flow negatif 

Ketika arus kas keluar lebih besar dibandingkan dengan arus kas masuk, bisnis akan mengalami kesulitan keuangan. Salah satu cara untuk menstabilkan cash flow negatif adalah dengan mengurangi beberapa pengeluaran bisnis yang tidak esensial. 

Berdasarkan penggunaannya, cash flow terbagi atas empat jenis utama, yaitu:  

  • Cash Flow Operasional:  Arus kas dari aktivitas bisnis utama, seperti penjualan dan pembayaran biaya operasional.  
  • Cash Flow Investasi: Arus kas dari pembelian atau penjualan aset jangka panjang. 
  • Cash Flow Pendanaan: Arus kas dari aktivitas pendanaan, seperti pinjaman modal, pembayaran utang atau penerbitan saham. 
  • Cash Flow Bebas (Free Cash Flow): Sisa uang setelah semua biaya operasional dan investasi dibayar, yang menjadi indikator perkembangan suatu bisnis.

Baca Juga: Kenali Tujuan Laporan Keuangan Perusahaan & Fungsi Pentingnya 

Jenis Bisnis Berdasarkan Pola Cash Flow 

Berikut beberapa jenis bisnis yang dikelompokkan berdasarkan arus kasnya:  

1. Bisnis dengan arus kas cepat 

  • Bisnis yang menerima pembayaran langsung setelah transaksi, sehingga arus kas selalu lancar. 
  • Transaksi berlangsung harian, modal cepat berputar, minim piutang. 
  • Contoh: ritel, e-commerce, restoran, hingga kafe. 

2. Bisnis dengan arus kas musiman 

  • Bisnis dengan pendapatan yang naik turun sesuai musim atau tren tertentu sehingga memerlukan strategi keuangan untuk musim sepi. 
  • Contoh: Pariwisata, fashion musiman, bisnis event

3. Bisnis dengan arus kas lambat 

  • Bisnis dengan siklus pembayaran panjang, biasanya disebabkan oleh transaksi besar. 
  • Pembayaran biasanya dilakukan secara bertahap, bergantung pada sistem kredit, dan memiliki risiko piutang tinggi.  
  • Contoh: Konstruksi, manufaktur, distributor besar. 

4. Bisnis dengan modal besar di awal 

  • Bisnis yang membutuhkan investasi besar sebelum mulai mendapatkan pendapatan. 
  • Arus kas usaha biasanya negatif di awal, sehingga membutuhkan pendanaan tambahan.  
  • Contoh: Startup teknologi, rumah sakit, pabrik manufaktur. 

Bagaimana Invoicing Dapat Meningkatkan Cash Flow Perusahaan 

Sistem pembayaran invoice yang terintegrasi menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kesehatan arus kas suatu bisnis. Pengelolaan invoice yang efektif dapat meningkatkan cash flow dan membantu dalam manajemen utang. 

Berikut beberapa manfaat dari sistem invoicing yang efisien terhadap kestabilan cash flow bisnis kamu: 

1. Mempercepat penerimaan pembayaran 

Sistem invoicing yang cepat membantu perusahaan untuk menghindari keterlambatan pembayaran dari pelanggan. Dengan arus kas yang lancar, bisnis dapat memenuhi kewajiban keuangan tanpa kendala. 

2. Mengurangi risiko piutang macet 

Pengelolaan invoice yang baik, seperti sistem pengingat otomatis atau insentif diskon, dapat meningkatkan kepatuhan pelanggan dalam melakukan pembayaran. Hal ini membantu bisnis menghindari piutang macet yang dapat menghambat cash flow. 

3. Memudahkan monitoring keuangan 

Dengan sistem invoicing digital, bisnis dapat melacak pembayaran secara real-time. Hal ini meningkatkan transparansi serta mempermudah perencanaan dan pengelolaan keuangan. 

4. Menawarkan beragam metode pembayaran 

Menyediakan opsi pembayaran yang fleksibel seperti transfer bank, kartu kredit, e-wallet, atau auto-debit dapat mempercepat proses pembayaran. Hal ini membantu bisnis menghindari keterlambatan penerimaan dana. 

5. Meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan pelanggan 

Format invoice yang rapi, lengkap, dan sesuai standar mampu meningkatkan kredibilitas bisnis di mata pelanggan. Dengan kepercayaan yang lebih tinggi, pelanggan lebih cenderung membayar tepat waktu. 

Baca Juga: Aplikasi Invoice vs Microsoft Excel, Lebih Menguntungkan Mana untuk Bisnis? 

Mengelola invoice dengan baik tidak hanya mempercepat arus kas, tetapi juga membantu bisnis tetap stabil dan berkembang lebih cepat. Pastikan kamu mengetahui cara pengelolaan invoice yang efektif dan paling sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan bisnis kamu.

*Artikel ini hasil kerja sama antara dan InCorp Indonesia dan Paper.id

Muhamad Dika Wahyudi