Apakah kamu berencana memulai bisnis minuman kekinian? Ide yang menarik!
Namun, sebelum melangkah lebih jauh, ada satu hal yang sangat penting untuk dipahami, yaitu cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP).
Memahami perhitungan HPP dengan baik akan membantu memastikan bisnis kamu tetap menguntungkan dan bebas dari potensi kerugian.
Banyak orang yang baru memulai bisnis sering bingung bagaimana cara menghitung HPP dengan tepat. Namun, jangan khawatir. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu HPP, cara menghitungnya, serta memberikan contoh perhitungan yang mudah diikuti.
Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa Itu HPP (Harga Pokok Penjualan)?
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah total biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang atau produk yang dijual dalam periode tertentu. Biaya ini mencakup:
- Bahan baku, seperti tepung, susu, gula, atau bahan lain yang digunakan.
- Tenaga kerja langsung, yaitu upah untuk karyawan yang langsung terlibat dalam proses produksi.
- Biaya overhead, seperti sewa tempat, listrik, air, dan penyusutan peralatan.
HPP memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan laba bisnis. Laba kotor, misalnya, dihitung dengan mengurangi HPP dari total pendapatan penjualan.
Oleh karena itu, memastikan HPP dihitung dengan benar akan membantu kamu menentukan harga jual yang sesuai sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis.
Setelah mendapatkan HPP yang tepat, kamu juga butuh aplikasi invoicing dan pembayaran digital yang simpel dan gratis, seperti Paper.id.
Dengan Paper.id, kamu bisa membuat invoice digital dalam 5 menit saja dan langsung kirim lewat WA, email, ataupun SMS.
Ada 30+ opsi pembayaran, termasuk dengan kartu kredit tanpa perlu mesin EDC.
Yuk, kenali lebih lanjut tentang Paper.id!
Baca Juga: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk UMKM Makanan
Metode Menghitung HPP
Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk menghitung HPP. Kamu bisa memilih metode yang paling sesuai dengan jenis bisnis yang dijalankan. Berikut ini adalah beberapa metode yang perlu diketahui:
1. Metode FIFO (First In, First Out)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli akan menjadi barang yang pertama kali dijual. Kelebihan metode FIFO adalah cocok digunakan saat harga barang cenderung meningkat. Pasalnya, metode FIFO biasanya menghasilkan laba yang lebih tinggi.
Namun, perlu diperhatikan kecocokan metodenya dengan bisnis yang kamu terapkan. Biasanya, metode FIFO paling cocok untuk bisnis dengan stok barang yang perishable atau mudah rusak.
2. Metode LIFO (Last In, First Out)
Metode ini kebalikan dari FIFO, di mana barang yang terakhir dibeli dianggap sebagai barang yang pertama kali dijual.
Kelebihan metode LIFO adalah cocok untuk kondisi inflasi karena dapat mengurangi beban pajak dengan menghasilkan laba yang lebih rendah.
3. Metode Rata-Rata Tertimbang
Metode ini menghitung HPP dengan cara mengambil rata-rata dari semua biaya barang yang tersedia selama periode tertentu.
Ini merupakan metode yang tidak begitu terpengaruh oleh fluktuasi harga. Untuk melakukannya kamu perlu menjulmahkan semua biaya dan dibagi dengan jumlah unit barang yang tersedia untuk dijual.
Umumnya, metode ini adalah yang paling sering dipakai.
Baca Juga: Apa itu Pembelian Bersih dalam HPP, Berikut Informasinya
Contoh Perhitungan HPP Minuman Kekinian
Agar lebih jelas, berikut ini adalah contoh perhitungan HPP untuk bisnis minuman teh susu dengan kapasitas produksi 100 gelas per bulan.
Rincian Biaya:
1. Biaya Bahan Baku
- Teh: Rp 200.000 (untuk 100 gelas)
- Susu: Rp 150.000 (untuk 100 gelas)
- Gula: Rp 50.000 (untuk 100 gelas)
- Es batu: Rp 30.000 (untuk 100 gelas)
- Topping boba: Rp 100.000 (untuk 100 gelas)
Total Biaya Bahan Baku
Rp 200.000 + Rp 150.000 + Rp 50.000 + Rp 30.000 + Rp 100.000 = Rp 530.000
2. Biaya Operasional
- Sewa tempat: Rp 500.000/bulan
- Listrik dan air: Rp 100.000/bulan
- Gaji karyawan: Rp 1.000.000/bulan
Total Biaya Operasional
Rp 500.000 + Rp 100.000 + Rp 1.000.000 = Rp 1.600.000
3. Biaya Penyusutan Peralatan
Misalnya, kamu menggunakan peralatan senilai Rp 5.000.000 yang disusutkan selama 5 tahun. Maka:
Rp 5.000.000 / (5 x 12 bulan) = Rp 83.333/bulan
4. Total Biaya Bulanan
Rp 530.000 (bahan baku) + Rp 1.600.000 (operasional) + Rp 83.333 (penyusutan) = Rp 2.213.333
Menghitung HPP per Gelas:
HPP per Gelas = Total Biaya Bulanan / Jumlah Gelas
HPP per Gelas = Rp 2.213.333 / 100 = Rp 22.133,33
Dari perhitungan di atas, HPP untuk satu gelas teh susu kekinian adalah sekitar Rp22.133,33.
Dengan mengetahui HPP ini, kamu dapat menentukan harga jual yang kompetitif dengan mempertimbangkan margin keuntungan.
Sekarang, kamu sudah punya gambaran jelas tentang cara menghitung HPP. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu kamu memulai bisnis minuman kekinian dengan lebih percaya diri. Selamat mencoba, dan semoga sukses!
Jangan lupa, untuk mengoptimalkan bisnismu setelah mengetahui HPP yang ideal untuk berjualan, gunakan Paper.id.
Paper.id adalah platform invoicing dan pembayaran bisnis. Dengan Paper.id, kamu bisa dengan mudah mengintegrasikan invoicing dan pembayaran, sehingga seluruh transaksi tercatat otomatis dalam sistem. Terlebih lagi, rekonsiliasinya otomatis. Artinya, status pembayaran akan ter-update oleh sistem, sehingga tak perlu mengeceknya secara manual.
Yuk, registrasi gratis ke Paper.id dan nikmati fitur-fitur menariknya sekarang!
- Ikuti Loyalty Program dan Perbanyak Transaksi dengan Paper Pioneer Card, Dapatkan Hingga 7000 GarudaMiles atau Bonus Lainnya! - Januari 15, 2025
- Apply Paper Pioneer Card dan Nikmati Welcome Bonus-nya, Dapatkan Hingga 2.000 GarudaMiles atau E-Voucher MAP Rp 200.000! - Januari 15, 2025
- Cashback Rp350.000 untuk Pembayaran Invoice, Segera Dapatkan! - Januari 14, 2025