Sebagai business owner, kamu pasti pernah mendengar tentang KUR (Kredit Usaha Rakyat), yaitu salah satu program pemerintah Indonesia yang menawarkan pembiayaan untuk membantu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk tumbuh dan berkembang. Program ini banyak diminati karena merupakan alternatif pendanaan bisnis yang resmi dari pemerintah, lho.

Sesuai data dari Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Kementerian Keuangan, nilai akad penyaluran KUR mencapai Rp 248,1 triliun dengan jumlah debitur 5,99 juta orang sejak awal tahun sampai 14 Desember 2023 kemarin.

Salah satu keunggulan KUR adalah bunga cicilannya cenderung lebih terjangkau. Namun, seperti yang kamu ketahui pula, KUR bukan satu-satunya alternatif, dan tentu memiliki kekurangannya dibanding opsi lain. Sebelum membuat pilihan, ada baiknya kamu membandingkan baik-baik dengan pilihan lainnya. 

Nah, berapa bunga dari KUR ini? Apakah lebih baik dibandingkan alternatif financing lainnya? Yuk, temukan jawabannya di bawah ini!

Bunga KUR di Indonesia

Bunga KUR saat ini berada pada kisaran yang sangat kompetitif, yaitu sekitar 6% per tahun. Adapun skema KUR terbagi menjadi 4 jenis, antara lain KUR Mikro, KUR Kecil, KUR Ultra Mikro (UMi), dan KUR TKI (Tenaga Kerja Indonesia).

Nah, yang perlu digaris bawahi, setiap skema memiliki kebijakan persyaratan, plafon, tenor, dan suku bunga yang berbeda-beda. Untuk itu, suku bunga bisa saja lebih rendah atau tinggi dari sekitar 6% per tahun di atas.

Baca Juga: Kredit Usaha Rakyat (KUR): Pengertian, Syarat & Cara Menghitung KUR

Agar terbayang, berikut ini gambaran mulai dari persyaratan, plafon, tenor, hingga bunga dari masing-masing skema yang ada berdasarkan berbagai informasi dari Kementerian Keuangan, Pusat Investasi Pemerintah (PIP), dan bank penyalur KUR:

1. Kur Mikro

  • Disalurkan oleh perbankan
  • Diperuntukkan bagi usaha mikro
  • Plafon pinjaman antara >Rp10 juta—Rp100 juta
  • Tenor pinjaman antara 3—5 tahun
  • Suku bunga pinjaman antara 6—9% per tahun

2. KUR Kecil

  • Disalurkan oleh perbankan
  • Diperuntukkan bagi usaha mikro/kecil yang hendak mengembangkan skala usaha 
  • Plafon pinjaman antara >Rp100 juta—Rp500 juta
  • Tenor pinjaman antara 4—5 tahun
  • Suku bunga pinjaman antara 6—9% per tahun

3. KUR UMi

  • Disalurkan oleh lembaga keuangan bukan bank (LKBB), salah satunya Pegadaian
  • Diperuntukkan bagi usaha ultra mikro
  • Plafon pinjaman maksimal Rp10 juta
  • Tenor pinjaman antara 1—3 tahun
  • Suku bunga pinjaman 1,12% per bulan, dapat bervariasi sesuai periode angsuran

4. KUR TKI

  • Disalurkan oleh perbankan
  • Diperuntukkan bagi calon TKI/pekerja migran yang akan bekerja/magang di luar negeri
  • Plafon pinjaman maksimal Rp100 juta atau disesuaikan dengan kebijakan Kementerian Ketenagakerjaan
  • Tenor pinjaman maksimal 3 tahun atau sama dengan masa kontrak kerja
  • Suku bunga pinjaman 6% per tahun

Bunga KUR vs Alternatif Pinjaman/Financing Lainnya

Jika dibandingkan dengan pinjaman dari bank atau platform financing lainnya, bunga KUR jelas memiliki keunggulan dari segi biaya. Pinjaman dari sumber tersebut biasanya memiliki suku bunga yang lebih tinggi, bisa mencapai dua digit per tahun, tergantung pada profil risiko peminjam dan jangka waktu pinjaman. 

Tidak hanya itu, persyaratan pinjaman dari bank sering kali lebih ketat dan memerlukan jaminan yang lebih besar. Alternatif lain pun sama saja, seperti platform P2P Lending yang menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam proses persetujuan, namun suku bunga yang ditawarkan bisa sangat tinggi, bahkan mencapai puluhan persen per tahun. 

Hal ini bisa menjadi beban berat bagi business owner yang baru memulai usaha dan belum memiliki cash flow yang stabil. 

Sebagai gambaran, berikut perbandingan antara KUR vs alternatif pinjaman/financing lainnya:

AspekKUR (Kredit Usaha Rakyat)BankP2P LendingLeasing/Multifinance
Suku Bunga± 6% per tahun10-20% per tahun15-30% per tahun15-25% per tahun
Proses PersetujuanRelatif cepat, dengan subsidi pemerintahCukup ketat, memerlukan jaminan dan riwayat kreditSangat cepat, minimal dokumenCepat, tapi memerlukan jaminan
PersyaratanFokus pada UMKM, dokumen usahaDokumen usaha, laporan keuangan, jaminanDokumen pribadi minimal, verifikasi cepatDokumen usaha dan jaminan
Plafon PinjamanHingga Rp 500 jutaBervariasi, bisa lebih tinggi dari KURBiasanya hingga Rp 50 jutaBervariasi, tergantung nilai jaminan
Tempo Pembayaran3-5 tahun1-10 tahun1-3 tahun2-5 tahun
Kemudahan AksesMudah, banyak tersedia di bank pemerintah dan swastaModerat, memerlukan prosedur lebih rumitSangat mudah, online 24/7Moderat, tergantung lembaga
Keuntungan UtamaBunga rendah, subsidi pemerintahPlafon pinjaman tinggiProses cepat dan mudahFleksibilitas dalam pembayaran
KekuranganTerbatas untuk UMKM, plafon terbatasSuku bunga tinggi, proses lamaSuku bunga sangat tinggiSuku bunga tinggi, memerlukan jaminan

Baca Juga: KUR vs Pendanaan Invoice: Mana yang Terbaik untuk Usahamu?

Hal-Hal yang Perlu Dipertimbangkan Jika Memilih Financing Lain untuk Bisnis

Memilih jenis pendanaan yang tepat untuk bisnis tentu memerlukan pertimbangan matang. KUR memang bisa menjadi solusi ideal bagi kamu yang membutuhkan dana dengan cepat dan biaya yang terjangkau. 

Namun, penting juga untuk mempertimbangkan beberapa faktor lainnya seperti:

1. Kebutuhan dana

Apakah dana yang dibutuhkan untuk modal kerja jangka pendek atau investasi jangka panjang? Misalnya kamu memiliki usaha kuliner yang yang mengalami peningkatan pesat selama musim liburan. Kamu membutuhkan tambahan dana sebesar Rp 100 juta untuk membeli bahan baku tambahan dan membayar gaji karyawan sementara. 

Pada kasus ini, KUR bisa menjadi pilihan ideal, pasalnya:

  • Bunga rendah: Dengan bunga sekitar 6% per tahun, beban bunga yang harus dibayar tidak terlalu berat.
  • Proses cepat: Persetujuan KUR relatif cepat sehingga dana bisa segera digunakan untuk kebutuhan mendesak.

2. Kapasitas pembayaran

Seberapa besar kemampuan bisnis kamu untuk membayar cicilan setiap bulan? Sebagai contohnya, kamu berencana membuka cabang baru untuk toko bajunya dan memerlukan dana Rp 500 juta untuk renovasi, membeli perlengkapan baru, dan menambah stok barang.

Pinjaman dari bank mungkin lebih cocok untuk kamu, karena:

  • Plafon pinjaman lebih tinggi: Bank bisa memberikan pinjaman dengan plafon yang lebih tinggi dibandingkan KUR.
  • Tempo pembayaran lebih panjang: Pinjaman dari bank menawarkan tempo pembayaran lebih panjang, sesuai dengan kebutuhan investasi jangka panjang.

3. Proses dan persyaratan

Apakah kamu memiliki waktu dan dokumen yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pinjaman tersebut? Misalnya, kamu membutuhkan dana sebesar Rp 50 juta untuk mengembangkan usaha warung kopi. Namun, kamu tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus dokumen dan persyaratan yang rumit. 

Pinjaman dari platform P2P Lending mungkin bisa menjadi solusi bagi kamu, karena:

  • Dokumen minimal: Hanya memerlukan KTP dan informasi rekening bank.
  • Proses cepat: Dana bisa cair dalam hitungan jam atau hari.

Pada akhirnya, keputusan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi bisnis kamu. Dengan mempertimbangkan kebutuhan dana, kapasitas pembayaran, serta proses dan persyaratan, kamu bisa memilih jenis pembiayaan yang paling sesuai untuk bisnis.

Baca juga: Invoice Financing: Cara Kerja Hingga Manfaatnya untuk Bisnis

Gunakan Solusi Financing dari Paper.id, Pendanaan Berbasis Invoice

Paper.id menawarkan solusi pendanaan berbasis invoice yang dirancang untuk membantu kamu mengelola cash flow bisnis menjadi lebih baik. Keuntungan utama dari fitur financing ini meliputi:

  • Tanpa Jaminan: Tidak memerlukan jaminan untuk mendapatkan pendanaan.
  • Persyaratan Mudah: Hanya memerlukan beberapa bukti dokumen usaha saja.
  • Bunga Kompetitif: Maksimal bunga 2% dengan biaya transparan.
  • Proses Cepat: Dana cair dalam 5 hari kerja setelah dokumen lengkap diterima.
  • Keamanan Terpercaya: Bekerjasama dengan lembaga keuangan terkemuka yang terdaftar di OJK.

Bagaimana, menarik sekali, ‘kan? Yuk, segera dapatkan kesempatan pendanaan dari Paper.id sekarang juga dengan cara mendaftarkan bisnis kamu terlebih dahulu. Klik tombol di bawah ini untuk mendaftar!

Muhamad Dika Wahyudi