Mengelola arus kas perlu menjadi perhatian bagi pebisnis online. Ini karena banyak business owner yang memilih bisnis online untuk memasarkan produk atau layanannya yang lebih mudah dan luas.

Menurut Databoks, Indonesia memiliki proyeksi pertumbuhan e-commerce tertinggi di dunia pada 2024, dengan tingkat pertumbuhan 30,5%. Angka ini tentunya diikuti dengan minat buyer yang semakin memilih berbelanja online.

Proyeksi pertumbuhan e-commerce di dunia
Source: Databoks

Namun, pelaku bisnis online perlu menyadari bahwa mengelola arus kas sangat penting untuk kelancaran operasional sehari-hari, karena perputaran uang dalam bisnis online sangat dinamis. Untuk membantu kamu, berikut 5 cara efektif mengelola arus kas dalam bisnis online:

1. Analisis Arus Kas secara Rutin

Mengelola keuangan bisnis online juga perlu menganalisis arus kas. Terlebih, bagi bisnis kecil yang arus kasnya masih belum konsisten. Menurut SCORE, 82% bisnis kecil mengalami kegagalan karena masalah arus kas. Hal ini bisa kamu hindari jika menganalisis arus kas secara rutin.

Oleh karena itu, pertama, kamu perlu mencatat semua pemasukan, seperti penjualan produk atau layanan, pendapatan dari investasi, atau dana lainnya yang masuk ke bisnismu. Selanjutnya, identifikasi semua pengeluaran bisnis online-mu.

Pengeluaran ini mencakup biaya operasional seperti penggajian karyawan (jika ada), pembelian persediaan stok barang, biaya pemasaran, dan pengeluaran lainnya yang terkait dengan operasi harian. Dengan begitu, kamu bisa memantau arus kas bersih bisnis online-mu. 

Baca Juga: Bingung Mulai Bisnis Online? Pelajari Perbedaan E-Commerce dan Marketplace Sebelum Memilih

2. Proyeksikan Penerimaan Kas

Memproyeksikan penerimaan kas berarti menganalisis pola penjualan untuk memperkirakan uang yang akan masuk ke kas dari produk atau layanan yang dijual. Jika bisnismu menggunakan tagihan piutang daripada pembayaran langsung, penting untuk memantau piutang dengan baik agar arus kas tetap lancar.

Buatlahlah laporan piutang berdasarkan tanggal jatuh tempo untuk memprediksi kapan dan berapa banyak uang yang akan masuk. Perhatikan juga kapan buyer membayar tagihan mereka yang tertunda.

Contohnya, jika kamu mengeluarkan tagihan kepada buyer dengan jatuh tempo 30 hari, maka kamu dapat memproyeksikan bahwa sebagian besar pembayaran akan diterima dalam rentang waktu tersebut. Hal ini diprediksi berdasarkan pola pembayaran buyer.

3. Proyeksikan Pengeluaran Kas

Dalam konteks bisnis online, membuat rencana pengeluaran kas juga tak kalah berguna untuk menjaga arus kas tetap stabil. Kamu perlu mengidentifikasi semua biaya yang perlu dibayar.

Contohnya, biaya operasional bisnis online bisa mencakup berbagai hal tergantung pada jenis bisnisnya. Namun, secara umum biaya operasional ini biasanya mencakup biaya untuk menjalankan situs web atau platform e-commerce, biaya iklan (Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads, dsb) hingga biaya untuk membeli stok barang.

Baca Juga: Cara Menjaga Arus Kas Dengan Memperpanjang Termin Pembayaran

4. Atur Persediaan Sesuai Permintaan Pasar

Jaga agar persediaan tetap seimbang dengan permintaan buyer untuk menghindari kelebihan atau kekurangan stok yang dapat memengaruhi arus kas. Dengan memantau tren permintaan pasar, kamu bisa menyesuaikan persediaan agar tetap optimal dan mendukung kelancaran operasi bisnis online kamu secara efisien.

Terlebih, transaksi bisnis online mengalami peningkatan. Menurut data Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan nilai transaksi perdagangan digital atau e-commerce mencapai Rp533 triliun pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp476 triliun.

Ini berarti penting bagi bisnis online untuk tidak hanya mempertahankan persediaan yang tepat sesuai permintaan buyer, tetapi juga memanfaatkan pertumbuhan yang signifikan dalam transaksi e-commerce.

5. Otomatiskan Pembayaran

Otomatisasi pembayaran di sini maksudnya adalah menggunakan sistem atau platform yang memungkinkanmu untuk mengatur dan menjadwalkan pembayaran secara otomatis. Pembayarannya sendiri baik masuk maupun keluar, berikut penjelasannya:

  • Pembayaran masuk: Menggunakan sistem yang otomatis membuat dan mengirimkan invoice kepada buyer, serta mengatur pembayaran mereka secara terjadwal. Sehingga, mempercepat proses penerimaan pembayaran dan mengelola arus kas lebih efisien.
  • Pembayaran keluar: Menggunakan sistem yang otomatis membayar tagihan kepada supplier dan biaya operasional rutin lainnya. Sehingga, kamu tak perlu lagi melakukan pembayaran secara manual.

Jika kamu memiliki bisnis online dan ingin membayar supplier untuk belanja stok, Paper.id bisa membantu mempermudah proses pembayaran. Kamu bisa membayar tagihan ke supplier menggunakan berbagai metode seperti virtual account, Shopee, Tokopedia, Blibli, QRIS, ewallet, dan kartu kredit.

Selain itu, Paper.id juga memungkinkan kamu untuk menambahkan tempo pembayaran, sehingga memberikan fleksibilitas lebih dalam pengelolaan keuangan bisnis. Di Paper.id, kamu juga bisa membuat invoice dengan cepat, memanfaatkan ribuan template yang telah tersedia dan bisa dibubuhkan e-materai dari PERURI.

Jangan khawatir, ini semua gratis!