Dunia digital membuka gerbang peluang baru bagi para wirausahawan. Memulai bisnis online menjadi pilihan menarik untuk menjangkau buyer yang lebih luas dan membangun brand dengan lebih mudah. Namun, di balik kemudahannya, terdapat satu hal penting yang perlu dipahami oleh para calon pebisnis online, yakni perbedaan e-commerce dan marketplace.
Kedua platform ini seringkali disalahartikan sebagai hal yang sama, padahal memiliki karakteristik dan cara kerja yang berbeda. Ketidaktahuan akan perbedaan e-commerce dan marketplace dapat berakibat fatal bagi bisnismu.
Oleh karena itu, artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan e-commerce dan marketplace sehingga bisa membantu kamu menentukan platform yang tepat untuk memulai perjalanan bisnis di dunia online. Sebelum kamu melangkah lebih jauh, mari pahami terlebih dahulu pengertian e-commerce dan marketplace.
Apa itu E-Commerce dan Marketplace?
E-commerce, atau singkatan dari electronic commerce, adalah istilah luas yang merujuk pada segala aktivitas jual beli produk atau jasa yang dilakukan melalui internet dengan berbagai jenis transaksi, seperti:
- Penjualan Barang Fisik: Contohnya, membeli baju, sepatu, elektronik, atau furnitur di toko online.
- Penjualan Produk Digital: Contohnya, membeli e-book, musik, software, atau template desain.
- Penjualan Jasa: Contohnya, memesan jasa desain grafis, web development, atau konsultasi bisnis secara online.
Di sisi lain, marketplace adalah platform online yang bertindak sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Marketplace menyediakan ruang bagi berbagai penjual untuk memajang dan menjual produk mereka kepada pembeli dalam satu platform. Contoh marketplace yang populer di Indonesia adalah Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Bukalapak.
Analogi sederhananya, bayangkan e-commerce sebagai toko fisik yang kamu miliki sendiri. Kamu bebas mendekorasi toko, menentukan produk yang dijual, mengatur harga, dan mengelola transaksi dengan buyer.
Sementara marketplace ibarat pusat perbelanjaan yang menampung banyak toko berbeda. Di sini, kamu menyewa “ruko” untuk memajang produk, mengikuti aturan dan regulasi pusat perbelanjaan, dan bersaing dengan toko lain yang menjual produk serupa.
Baca juga: Pentingnya Layanan Pergudangan untuk Pengelolaan Stok Bisnis E-Commerce
Apa Saja Perbedaan E-Commerce dan Marketplace?
Berikut adalah beberapa perbedaan e-commerce dan marketplace dan pertimbangannya:
1. Kepemilikan platform
Dalam e-commerce, kamu memiliki dan mengelola platform sendiri, bertanggung jawab atas segala aspeknya, mulai dari desain hingga layanan buyer. Di sisi lain, marketplace menyediakan platform yang sudah ada. Kamu tidak perlu membangun platform dari awal, namun harus mengikuti aturan dan ketentuan mereka.
2. Kontrol produk
Di e-commerce, kamu memiliki kontrol penuh atas produk yang dijual, menentukan harga, deskripsi, dan gambar produk. Di marketplace, kamu harus mengikuti aturan mereka, yang mungkin membatasi jenis produk, harga, dan tampilan produk.
3. Pembayaran
E-commerce memungkinkan kamu memilih gateway pembayaran sendiri, menerima pembayaran melalui berbagai metode. Marketplace biasanya memiliki sistem pembayaran sendiri yang harus kamu gunakan.
4. Pemasaran
Di e-commerce, kamu bertanggung jawab atas strategi pemasaran platform, menggunakan berbagai strategi seperti SEO, iklan, media sosial, dan email marketing. Marketplace umumnya melakukan upaya pemasaran sendiri untuk menarik traffic, namun kamu juga dapat memasarkan toko online kamu di platform mereka.
Platform Mana yang Tepat untuk Kamu?
E-commerce dan marketplace memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pilihan yang tepat untuk kamu tergantung pada beberapa faktor berikut ini:
1. Jenis produk yang kamu jual
Jika menjual produk yang unik atau niche, e-commerce mungkin lebih cocok karena kamu memiliki kontrol penuh terhadap branding dan presentasi produk sendiri. Di sisi lain, jika menjual produk yang umum, marketplace menawarkan kemudahan dan jangkauan yang lebih luas.
2. Anggaran
Membangun platform e-commerce sendiri membutuhkan biaya awal yang lebih besar untuk desain, pengembangan, dan hosting. Marketplace menawarkan solusi yang lebih hemat biaya karena kamu tidak perlu membangun platform dari awal.
3. Keahlian
Jika memiliki keahlian teknis dan marketing, kamu mungkin lebih mampu mengelola platform e-commerce sendiri. Namun, jika kamu tidak memiliki keahlian tersebut, marketplace dapat memberikan kemudahan dan dukungan yang lebih besar.
Baca juga: Tips Jitu Kelola Bisnis Online Pakai Platform Omnichannel Marketplace
Bagaimana Cara Memulai Bisnis Online?
Memulai bisnis online membutuhkan perencanaan, dedikasi, dan strategi yang tepat. Berikut beberapa langkah penting yang perlu kamu ikuti:
1. Lakukan riset pasar
Langkah pertama adalah memahami target pasar kamu. Pelajari produk apa yang mereka butuhkan, tren yang sedang berkembang, dan tingkat persaingan di pasar. Riset ini akan membantu kamu menentukan produk yang tepat untuk dijual dan bagaimana menjangkau buyer dengan efektif.
2. Buatlah Business Plan
Business plan adalah panduan penting untuk membantumu mencapai tujuan bisnis. Buatlah business plan yang mencakup visi dan misi bisnis, target pasar, strategi pemasaran, proyeksi keuangan, dan rencana operasional. Business plan akan membantumu tetap fokus dan terarah dalam menjalankan bisnismu.
3. Pilih platform yang tepat
Seperti yang telah dibahas sebelumnya mengenai perbedaan e-commerce dan marketplace, pilihlah platform yang sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya kamu berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan di atas sebelum membuat keputusan.
4. Siapkan produk
Pastikan produk yang kamu jual berkualitas tinggi dan siap untuk dijual online. Siapkan foto produk yang menarik, deskripsi produk yang jelas, dan informasi yang lengkap tentang produk. Pastikan juga kamu memiliki sistem logistik dan pengiriman yang handal untuk memenuhi pesanan buyer.
5. Pasarkan bisnis
Gunakan berbagai strategi pemasaran untuk menarik buyer ke toko online kamu. Manfaatkan media sosial, SEO, email marketing, iklan berbayar, dan influencer marketing untuk menjangkau target pasar. Buatlah konten yang menarik dan informatif untuk membangun brand awareness dan meningkatkan konversi penjualan.
6. Berikan layanan buyer yang baik
Buyer yang puas adalah kunci untuk membangun bisnis yang sukses. Tanggapi pertanyaan dan keluhan buyer dengan fast response, serta sopan. Bangunlah hubungan yang baik dengan buyer untuk mendorong pembelian berulang dan membangun loyalitas.
Memulai bisnis online membutuhkan kerja keras dan dedikasi. Namun, dengan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat, kamu dapat mencapai kesuksesan dan meraih keuntungan dari bisnismu.
Baca juga: Mengenal Integrasi Marketplace, Solusi Kelola Banyak Toko Online
Kalau setelah mempertimbangkan faktor di atas kamu memutuskan ingin membuat e-commerce sendiri, Onero Solutions hadir sebagai solusi profesional untuk mewujudkannya! Onero Solutions menawarkan jasa pembuatan website e-commerce yang sesuai dengan kebutuhan bisnismu.
Website yang dibuat akan dirancang dengan desain UI/UX yang menarik dan sesuai dengan citra brand-mu. Dilengkapi pula dengan beragam fitur canggih untuk memudahkan kamu dalam mengelola bisnis online, navigasi yang mudah dipahami, dan keamanan yang terjamin untuk melindungi data bisnis. Kamu bisa hubungi Onero Solutions dengan chat di sini juga untuk konsultasi lebih lanjut.
*Artikel ini hasil kerja sama antara Onero Solutions dan Paper.id
- Kibo Cheese: Bisnis Dessert Viral, Kelola Pembayaran dengan Mudah Pakai Paper.id - November 22, 2024
- Serba-Serbi Tugas Vendor, Ngapain Aja? - November 22, 2024
- Preferred Vendor: Definisi, Manfaat, dan Cara Memilihnya untuk Bisnis - November 21, 2024