Pembayaran kartu kredit kerap dianggap sebagai cara yang bisa membawa risiko keuangan, terutama jika digunakan secara tidak bertanggung jawab. Namun, dengan pengelolaan yang tepat, kartu kredit sebenarnya dapat menjadi alat yang berguna untuk meningkatkan kesehatan cash flow. Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui bagaimana skema pembayaran kartu kredit dan cara menggunakan kartu kredit dengan bijak sehingga dapat membantu mengelola cash flow dengan lebih sehat.

Bicara soal cash flow yang sehat, dari mana bisa mengetahui apakah arus kas bisnis saat ini sudah sehat atau belum? Nah, kamu bisa mencobanya dengan kalkulator Cash Flow Check-Up dari Paper.id.

Kalkulator keuangan Cash Flow Check-Up ini akan memberimu wawasan terkait kondisi cash flow bisnismu saat ini serta masalah yang mungkin menyertainya secara terpersonalisasi khusus. Kamu juga berkesempatan untuk berkonsultasi dengan tim Paper.id terkait solusi untuk membuat bisnismu makin cuan lagi.

Yuk, coba di sini!

Skema Pembayaran Kartu Kredit

Kartu kredit adalah alat pembayaran yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya kepada individu yang memenuhi syarat. Sistem pembayaran kartu kredit melibatkan beberapa pihak:

  • Pemilik Kartu: Individu yang memiliki dan menggunakan kartu kredit untuk pembayaran.
  • Penjual: Bisnis atau perusahaan yang menerima pembayaran menggunakan kartu kredit.
  • Penerbit Kartu: Bank atau lembaga keuangan yang mengeluarkan kartu kredit kepada pemilik kartu.
  • Jaringan Pembayaran: Perusahaan seperti Visa, Mastercard, atau American Express yang memfasilitasi proses transaksi antara pemegang kartu dan penjual.

Menurut The Balance, saat kamu menggesek kartu kredit untuk melakukan pembayaran, mesin kartu pembaca yang dimiliki penjual atau toko akan menanyakan kepada penerbit kartu kredit apakah kartu tersebut valid dan memiliki kredit yang cukup.

Penerbit kartu kemudian akan memberikan pesan kembali yang menyatakan apakah transaksi disetujui atau ditolak. Jika disetujui, kamu dapat menyelesaikan pembayaran. Namun, jika tidak berhasil, kamu mungkin sudah mencapai batas (limit) pinjaman yang diberikan oleh penerbit kartu.

Jadi, yang dimaksud pembayaran kartu kredit adalah pembayaran yang dilakukan dengan memberikan pinjaman kepada pemilik kartu yang disediakan oleh penerbit kartu (bank). Pinjaman tersebut nantinya akan ditagih oleh penerbit kartu kepada pemilik kartu.

Dengan skema tersebut, kamu bisa mengetahui pengeluaran pembiayaan kamu selama satu bulan melalui tagihan yang diberikan oleh penerbit kartu.

Baca Juga: Paper.id dan Vincent Liyanto Patahkan Mitos Masalah Pajak Bisnis dengan Pembayaran Kartu Kredit

Mengelola Cash Flow Perusahaan

Manajemen arus kas (cash flow) sangat penting bagi sebuah perusahaan atau pelaku usaha. Cash flow tersebut adalah catatan pengeluaran (cash outflow) dan pemasukan (cash inflow) yang dapat mendukung berbagai aktivitas bisnis.

Sayangnya, pembayaran (cash outflow) bisa menjadi proses yang rumit dan menghabiskan banyak waktu karena melibatkan berbagai pihak.

Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara paling efektif bagi pelaku usaha adalah dengan mengumpulkan pembayaran dengan kartu kredit.  Pengguna kartu kredit dapat menyederhanakan proses pembayaran dan memungkinkan bisnis mengumpulkan pembayaran dengan lebih cepat dan efisien. Dengan cara pembayaran yang cepat dan aman, perusahaan dapat mengurangi potensi risiko keterlambatan pembayaran dan kemungkinan keterlambatan penagihan.

Misalnya, kamu memiliki usaha yang setiap bulannya diharuskan membayar tagihan biaya listrik, air, dan internet. Kamu hanya perlu mengingat 1 tanggal di bulan selanjutnya atau menerapkan tagihan otomatis untuk membayar semua tagihan listrik, air, dan internet.

Perlu diingat, pengeluaran tersebut harus sejalan dengan pendapatan perusahaan agar cash flow tetap sehat dan perusahaan bisa beroperasi. Oleh sebab itu gunakan dengan bijak kartu kredit kamu dalam pembayaran apapun.

Tips Bijak Menggunakan Kartu Kredit

Menggunakan kartu kredit dengan bijak sangatlah penting untuk mencegah hutang yang tidak terkendali dan memastikan stabilitas keuangan jangka panjang. Untuk menjaga cash flow tetap sehat, berikut adalah tips bijak menggunakan kartu kredit:

1. Belanja sesuai kemampuan

Cara terbaik untuk menghindari hutang kartu kredit adalah dengan melunasi tagihan pinjaman (kredit/utang) kamu setiap bulannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pastikan kamu hanya berbelanja sesuai kemampuan kamu.

2. Bayar tagihan tepat waktu

Selain membayar tagihan secara penuh, pastikan kamu membayar tagihan dengan tepat waktu. Keterlambatan pembayaran kartu kredit berpotensi meningkatnya tagihan kartu kredit karena denda.

Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia, nilai denda keterlambatan kartu kredit maksimum sebesar 1% dari total tagihan dengan nominal denda maksimum Rp100.000. Cara bayar tagihan kartu kredit bisa dengan mendatangi bank, transfer mobile banking, dan e-commerce.

Klik tombol di bawah untuk melanjutkan demo produk ini

3. Mempertahankan rasio pinjaman yang rendah

Idealnya, kamu harus membayar tagihan kartu kredit secara penuh setiap bulan. Namun jika hal tersebut tidak memungkinkan, cobalah untuk menerapkan rasio pinjaman yang rendah. Misalnya, kamu memiliki limit pinjaman Rp 10.000.000 pada kartu kredit. Setelah dipakai selama satu bulan, kamu memiliki tagihan kartu kredit Rp 5.000.000. Artinya kamu hanya memiliki rasio 50% dari limit pinjaman kartu kredit. Semakin besar persentase tersebut maka semakin besar tagihan yang akan didapat. Sebaliknya, semakin kecil rasio tersebut maka semakin sedikit membayar tagihan dan semakin stabil cash flow kamu.

4. Pahami spesifikasi kartu kredit

Mengetahui secara spesifik perjanjian kartu kredit dapat membantu kamu menghindari biaya tak terduga dan melacak pembayaran kamu. Sebelum kamu menggunakan kartu kredit, bacalah perjanjiannya untuk memahami iuran tahunan, bunga, diskon, cashback, limit kredit, dan periode jatuh tempo.

Misalnya, kamu menggunakan kartu kredit selama bulan Januari untuk belanja modal usaha sebesar Rp 50.000.000. Kemudian, saat tanggal 1 Februari kamu mendapatkan tagihan kartu kredit Rp. 50.000.000 dengan jatuh tempo 15 Februari. Dengan begitu kamu harus membayar tagihan paling lama 15 Februari.

Jika kamu tidak sanggup untuk membayar, maka kamu akan dikenakan denda. Umumnya, masa jatuh tempo tagihan kartu kredit adalah 15-20 hari setelah tanggal tagihan dicetak. Oleh sebab itu sangat penting memahami masa jatuh tempo untuk mengatur cash flow yang lebih sehat.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Bisnis Harus Memiliki Kartu Kredit

Kartu Kredit dengan Pinjaman Mudah dan Jatuh Tempo Lama

Saat ini, hampir setiap bank menerbitkan berbagai jenis kartu kartu kredit dengan fasilitas yang beragam. Salah satu kartu kredit dengan fitur terbaik adalah kartu kredit PAPERCARD. Kartu kredit ini diterbitkan oleh Bank BRI yang bekerjasama dengan Paper.id. Dengan kerjasama ini, kamu bisa menghubungkan PAPERCARD ke Paper.id yang merupakan platform invoice dan pembayaran digital dan memperpanjang tempo hingga 55 hari.

Yuk, daftarkan bisnismu ke Paper.id untuk rasakan semua fitur dan kelebihannya.

Nadiyah Rahmalia