Inflasi adalah fenomena ekonomi yang sering menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan pakar ekonomi.
Meskipun begitu, apa sebenarnya inflasi itu? Bagaimana penyebabnya, dan apa dampaknya terhadap perekonomian?
Kita akan membahas secara mendalam mengenai pengertian inflasi, faktor-faktor penyebabnya, serta dampaknya terhadap ekonomi dalam artikel berikut ini.
Apa Itu Inflasi?
Secara sederhana, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut meluas dan menyebabkan kenaikan harga barang lainnya.
Inflasi mencerminkan penurunan nilai uang, saat jumlah uang yang sama tidak lagi mampu membeli barang atau jasa dalam jumlah sama seperti sebelumnya.
Di Indonesia, inflasi diukur menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK). Di dalamnya mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang sering dikonsumsi masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin mengumpulkan data harga dari berbagai barang dan jasa.
Tujuannya untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.
Baca Juga: Kebalikan Inflasi, Apa yang Dimaksud dengan Deflasi?
Penyebab Inflasi
Inflasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Berikut adalah beberapa penyebab utama inflasi:
1. Meningkatnya permintaan (demand-pull inflation)
Inflasi jenis ini terjadi ketika permintaan terhadap barang dan jasa meningkat lebih cepat daripada kemampuan produsen untuk menyediakannya.
Peningkatan permintaan ini bisa disebabkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk, atau perubahan preferensi konsumen.
Akibatnya, harga barang dan jasa naik karena persediaan tidak mampu memenuhi permintaan yang ada.
2. Kenaikan biaya produksi (cost-push inflation)
Inflasi ini terjadi akibat kenaikan biaya produksi, seperti harga bahan baku, upah tenaga kerja, atau harga energi.
Ketika biaya produksi naik, produsen cenderung menaikkan harga jual produk mereka untuk menjaga margin keuntungan.
Misalnya, kenaikan harga bahan bakar dapat meningkatkan biaya transportasi dan produksi. Pada akhirnya, kondisi itu berdampak pada harga barang dan jasa di pasar.
2. Jumlah uang beredar yang berlebihan
Ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi, nilai uang akan menurun.
Hal tersebut sering terjadi ketika bank sentral mencetak uang dalam jumlah besar untuk membiayai defisit anggaran atau proyek tertentu tanpa diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa.
Akibatnya, harga-harga naik karena terlalu banyak uang yang beredar mengejar jumlah barang dan jasa yang terbatas.
3. Ekspektasi inflasi
Ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga di masa depan dapat memicu inflasi.
Jika konsumen dan produsen meyakini bahwa harga akan naik, mereka cenderung menaikkan harga dan upah sebagai langkah antisipatif.
Hal ini dapat menciptakan spiral inflasi, yakni ekspektasi kenaikan harga menyebabkan kenaikan harga itu sendiri.
4. Kenaikan harga barang impor (imported inflation)
Negara yang bergantung pada impor rentan terhadap inflasi jenis ini.
Kenaikan harga barang dan jasa di luar negeri, terutama dari negara mitra dagang utama, dapat menyebabkan harga barang impor naik.
Selain itu, depresiasi nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing juga dapat membuat harga barang impor lebih mahal, yang pada akhirnya meningkatkan harga di dalam negeri.
Baca Juga: 5 Faktor yang Mempengaruhi Inflasi Terjadi dalam Waktu Singkat
Dampak Inflasi terhadap Ekonomi
Inflasi memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian, baik positif maupun negatif. Berikut adalah beberapa dampak utama inflasi:
1. Penurunan daya beli
Salah satu dampak paling nyata dari inflasi adalah penurunan daya beli masyarakat.
Ketika harga barang dan jasa naik, uang yang dimiliki masyarakat tidak lagi mampu membeli jumlah barang atau jasa yang sama seperti sebelumnya.
Hal ini dapat menurunkan standar hidup, terutama bagi mereka yang berpenghasilan tetap.
2. Ketidakpastian ekonomi
Inflasi yang tinggi dan tidak stabil menciptakan ketidakpastian di kalangan pelaku usaha dan investor.
Ketidakpastian ini bisa menghambat investasi dan ekspansi bisnis.
Sebab, pelaku usaha kesulitan memprediksi biaya dan pendapatan di masa depan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi dapat terhambat.
3. Redistribusi pendapatan
Inflasi dapat menyebabkan redistribusi pendapatan yang tidak merata.
Mereka yang memiliki aset seperti properti atau saham mungkin mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga, sementara mereka yang bergantung pada pendapatan tetap, seperti pensiunan atau pekerja dengan gaji tetap, akan merasakan dampak negatif karena penurunan daya beli.
4. Kenaikan suku bunga
Untuk mengendalikan inflasi, bank sentral sering menaikkan suku bunga acuan.
Kenaikan suku bunga ini bertujuan untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan mendorong masyarakat untuk menabung daripada membelanjakan uangnya.
Namun, suku bunga yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan biaya pinjaman bagi konsumen dan pelaku usaha. Pada gilirannya, dapat menekan pertumbuhan ekonomi.
5. Penurunan nilai tabungan
Inflasi dapat menggerus nilai riil tabungan masyarakat.
Uang yang disimpan di bank tanpa mendapatkan bunga yang cukup untuk mengimbangi inflasi akan kehilangan nilainya seiring waktu.
Oleh karena itu, penting bagi individu untuk mencari instrumen investasi yang dapat memberikan imbal hasil di atas tingkat inflasi untuk melindungi nilai aset mereka.
Bagaimana Cara Mengatasi Inflasi?
Mengatasi inflasi bukanlah hal yang mudah, tetapi ada beberapa kebijakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan bank sentral, antara lain:
- Kebijakan Moneter: Bank sentral bisa menaikkan suku bunga atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.
- Kebijakan Fiskal: Pemerintah bisa mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak untuk mengurangi permintaan agregat.
- Stabilitas Harga: Menjaga stabilitas harga bahan pokok dan energi bisa membantu mengendalikan inflasi.
- Meningkatkan Produktivitas: Dengan meningkatkan produktivitas, pasokan barang dan jasa bisa bertambah, sehingga harga bisa lebih stabil.
Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tidak bisa dihindari, tetapi bisa dikelola agar tidak menimbulkan dampak negatif yang besar.
Dengan memahami penyebab dan dampaknya, kita bisa lebih siap menghadapi tantangan ekonomi yang mungkin timbul akibat inflasi.
Penting bagi pemerintah dan bank sentral untuk mengambil langkah-langkah yang tepat agar inflasi tetap terkendali dan tidak mengganggu stabilitas ekonomi.
Nah, itulah dia penjelasan tentang inflasi. Jika kondisi ini terjadi, penting untuk memastikan stabilitas bisnis dengan memaksimalkan optimalitas operasional. Salah satunya, kamu bisa melakukannya dengan Paper.id.
Paper.id membuat bisnismu makin optimal dengan invoicing digitalnya. Dengan Paper.id, pembuatan invoice dan melakukan transaksi bisnis tidak perlu memakan waktu yang lama.
Sudah ada template yang tersedia sehingga kamu tinggal input informasi transaksi, lalu pilih dari 30+ opsi pembayaran termasuk kartu kredit.
Nantinya, rekonsiliasi akan dapat dipantau secara otomatis lewat dashboard tanpa harus kamu yang mengecek mutasi secara mandiri. Praktis, bukan?
Simak selengkapnya tentang Paper.id dengan klik di sini, lalu registrasikan bisnismu untuk nikmati fitur-fiturnya, gratis!
- Cara Cek dan Verifikasi Keaslian E-meterai di PERURI, Mudah! - Maret 10, 2025
- Cicil Invoice dengan Kartu Kredit BNI, Cashback hingga Rp800.000! - Maret 10, 2025
- Persamaan Dasar Akuntansi: Pengertian, Rumus, Unsur, Hingga Contohnya - Maret 10, 2025