Elang Gumilang merupakan salah satu sosok pengusaha muda yang patut diapresiasi. Ketika usianya baru menginjak 22 tahun, Elang telah mendapatkan segudang prestasi di dunia wirausaha Indonesia, salah satu yang paling prestisius adalah Indonesia’s Top Young Entrepreneur. Pantas jika dia menyandang gelar tersebut lantaran ia berhasil untuk menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia
Elang Gumilang membangun usahanya dari nol. Bahkan, jiwa ‘berdagang’ telah mengalir dari dalam dirinya semenjak masih duduk di bangku Sekolah Atas. Siapa sangka jika pria yang biasa dipanggil Elang tersebut menjelma dari seorang penjual donat keliling menjadi pengusaha kontraktor dengan omset ratusan miliar rupiah. Lantas, bagaimana perjuangannya membangun kerajaan bisnis yang kini bernaung di bawah nama Elang Group? ini dia kisahnya.
Hidup dari Keluarga Berkecukupan
Elang Gumilang lahir di Bogor, 4 Juni 1985. Ia merupakan anak dari seorang kontraktor bernama H. Enceh dan Hj. Prianti. Walaupun berasal dari kalangan keluarga yang mampu secara finansial, kedua orang tua Elang tidak pernah mendidik anaknya untuk meminta sesuatu yang berlebih. Bahkan, sedari kecil, ia telah diajarkan bagaimana cara menabung untuk mendapatkan masa depan yang cerah.
Tidak kurang secara materiil, Elang dapat fokus bersekolah. Sedari kecil, ia memang memiliki daya intelejensi yang lebih tinggi di atas anak seusianya. Ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Elang pernah memenangkan perlombaan cerdas cermat padahal ia melawan anak Sekolah Menengah Pertama. Semenjak saat itu, prestasi akademiknya memang meningkat hingga bisa berkuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Menjadi salah satu orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata sejak masih kecil, tidak membuat Elang besar kepala. Ia tetap rendah hati dan mengatakan jika berdoa dan berusaha menjadi kuncinya bisa sukses dalam bidang akademik. Hingga pada akhirnya, Elang membuktikan jika kecerdasannya tersebut dapat berguna bagi banyak orang, terutama untuk mereka yang membutuhkan.
Elang Gumilang dan Misi 10 Juta Rupiah
Penjual Donut
Sebelum diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB), Elang mempunyai misi yakni mengumpulkan uang 10 juta rupiah sebagai biaya masuk ke kampus tersebut. Dana tersebut ia kumpulkan dengan cara berjualan donat keliling di sekitar perumahannya. Kenapa ia ngotot mencari uang sebanyak itu? usut punya usut, Elang ingin kuliah dengan uang hasil jerih payahnya sendiri. Selain itu ia juga ingin meringankan beban pengeluaran dari kedua orangtuanya yang sudah susah payah membesarkannya.
Uniknya, Elang tidak mengatakan kepada kedua orang tuanya jika dia berjualan donat. Jadi, setiap sore hari, ia selau keluar rumah dan mengambil beberapa boks donat dan menjajakannya di beberapa Sekolah Dasar di daerah Bogor. Dari hasil penjualan itu, ia mengaku bisa mendapatkan keuntungan mencapai 50 ribu rupiah setiap harinya. Sepandai-pandainya Elang bersembunyi, kedua orang tuanya mengetahui dan menyuruh dirinya berhenti.
Sejatinya, Elang tidak dilarang untuk berwirausaha. Akan tetapi, waktu itu, Elang sudah masuk kelas XII SMA dan tengah bersiap untuk menjalani Ujian Akhir Nasional (UAN). Pada akhirnya, ia menuruti keinginan kedua orangtuanya untuk berhenti berjualan dan fokus dalam melewati ujian dan masuk ke Perguruan Tinggi favoritnya.
Menjadi Seorang Contest Hunter
Tak boleh berjualan donat lagi, Elang akhirnya mencari alternatif lain agar bisa menghasilkan uang 10 juta untuk membiayai kuliahnya. Pada akhirnya, ia menjatuhkan pilihan untuk mengikuti perlombaan ekonomi tingkat nasional. Tak sia-sia, pria yang kini telah berusia 33 tahun tersebut berhasil memenangkan berbagai kompetisi, mulai dari Java Economic Competition di IPB dan Kompetisi Ekonomi yang diadakan di Universitas Indonesia.
Karena kebiasaan tersebut, Elang kerap dipanggil sebagai seorang contest hunter atau pemburu kontes yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Uang yang terkumpul tersebut akhirnya bisa ia jadikan modal awal untuk kuliah. Misi Elang untuk membiayai kuliahnya sendiri akhirnya tercapai. Namun, apakah itu akhir dari perjuangannya? tentu saja tidak. Sebab, itu merupakan awal dari ‘dinasti’ besar yang tengah ia akan raih.
Sedikit informasi, Elang Gumilang berhasil masuk ke Institut Pertanian Bogor tanpa harus mengikuti tes sebab ia bisa menjuarai kompetisi Ekonomi yang diadakan kampus tersebut. Kemudahan demi kemudahan yang ia dapatkan tidak membuatnya berpuas diri dan terus belajar. Terlebih lagi, di dunia perkuliahan tersebut, Elang akhirnya menjadi pebisnis yang lebih matang dan siap menghadapi pertempuran.
Mulai Serius dalam Berbisnis
Masuk ke dalam dunia perkuliahan, Elang semakin fokus dalam berwirausaha tanpa mengurangi intensitas belajarnya. Namun, ia mengalami sebuah kejadian tidak mengenakan lantaran modalnya hilang dan hanya menyisahkan 1 juta rupiah. Dengan uang seadanya, ia akhirnya memutuskan untuk berjualan sepatu dan mengambilnya dari seorang penjual. Dari bisnis tersebut, pria yang kini berusia 33 tahun tersebut bisa mengantongi pendapatan 3 juta dalam sebulannya.
Semakin banyak penjualan yang ia dapatkan, semakin besar pula masalah yang dihadapi. Elang pernah menghadapi problema ketika tempat produsen sepatu yang biasa ia ambil mengurangi kualitasnya. Hal tersebut tentu berimbas kepada pelanggan yang mulai enggan membeli sepatu darinya lagi. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menutup usaha tersebut dan mengganti dengan bisnis lainnya.
Setelah berbisnis sepatu, Elang sempat berkeinginan untuk beralih menjadi penjual ayam potong. Namun, ia mengurungkan niat tersebut setelah melihat banyak lampu yang padam di kampusnya. Kemudian, ia berpikir menjadi pemasok alat penerang di IPB dengan pendapatan mencapai 15 juta rupiah. Lagi, Elang memilih untuk mengganti usaha karena menurutnya usaha tersebut musiman dan tidak selalu laku setiap hari.
Bisnis Cerdas Tanpa Otot
Karena mencari usaha yang bisa laku setiap hari, Elang akhirnya mencoba peruntungan dengan menjual minyak goreng. Jadi, sebelum berangkat kuliah, ia selalu mengisi jerigen minyak dan melakukan stocking ke warung-warung kecil di sekitaran Bogor. Sayangnya, bisnis satu ini terlalu melelahkan sehingga membuat perkuliahannya terkendala. Bahkan, Elang mengaku sering ketiduran di dalam kelas karena kecapean.
Tak terlalu lama berusaha minyak goreng, Elang kembali melepas bisnis tersebut sebab ia berpikir jika masih ada banyak usaha yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan otot. Banyak cara agar bisa sukses walaupun hanya menggunakan otak. Motivasi-motivasi itu ia dapatkan setelah berkonsultasi dengan teman-teman para pebisnis yang lebih senior darinya.
Berawal dari situ, ia mulai mencoba bisnis yang tidak harus menggunakan otot lagi, salah satunya adalah membuka lembaga pembelajaran Bahasa Inggris. Tak sendiri, ia mengikutsertakan beberapa rekannya untuk bergabung dengan bisnis tersebut. Lebih lanjut, tempat bimbingan belajarnya tersebut terbilang cukup profesional sebab ia mempekerjakan tutor yang berasal dari luar negeri dan juga sudah menjadi mitra dari kampusnya sendiri, yaitu IPB.
Agen Perubahan Rakyat Miskin
Karena hanya mengawasi tempat bimbingan belajarnya, Elang Gumilang pun mencoba untuk bekerja sebagai seorang agen marketing di sebuah perumahan di kawasan Bogor. Ia mengaku tidak mendapatkan gaji bulanan karena ia hanya akan dibayar apabila mampu menjual setiap rumah di sana. Pengalaman sebagai marketing tersebut, membuatnya paham sedikit demi sedikit mengenai properti.
Semenjak saat itu, ia memberanikan diri untuk mengikuti tender perusahaan kontraktor untuk membuat bangunan, mulai dari sekolahan hingga gedung perkantoran. Pada akhirnya, ia menebus sebuah lahan di Bogor yang kini menjadi perumahan sederhana untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Keberhasilan membangun perumahan sederhana tersebut membuatnya kebanjiran penghargaan. Elang Gumilang dianggap berhasil menjadi seorang agen perubahan karena mampu berkontribusi terhadap kesejahteraan rakyat kecil. Kini, Elang juga bercita-cita untuk memiliki ratusan ribu pegawai agar bisa mengurangi pengangguran di Indonesia yang jumlahnya telah mencapai angka jutaan jiwa.
Sumber: maxmanroe.com dan balikontraktor.com
- Fraud, Istilah Kecurangan yang Sering Terjadi dalam Dunia Bisnis - Januari 29, 2024
- Khusus Pengguna Garuda Indonesia, Gratis Paper+! - Januari 11, 2024
- Contoh Jurnal Akuntansi Keuangan yang Benar - Januari 1, 2024