Strategi Marketing– Awareness, Interest, Desire and Action (AIDA) merupakan salah satu funnel pemasaran yang cukup terkenal dalam dunia bisnis. Maksudnya adalah klien tidak akan langsung melakukan pembelian (action) tanpa melewati ketiga fase yang dijelaskan di atas.
Namun, apakah AIDA masih bisa dibilang cocok untuk target B2B saat ini? Kemungkinan besar tidak, terlebih lagi dengan kemajuan dunia teknologi yang membuat seorang klien mudah dalam menyortir produk-produk yang dibutuhkan untuk bisnisnya. Beberapa alasan di bawah ini mungkin sedikit mencerahkan:
- Saat ini, B2B didominasi oleh para kaum milennial yang suka melakukan riset melalui internet. Menurut bluecorona, pembeli dari B2B hanya akan berkomunikasi dengan vendor setelah mereka menemukan rata-rata 12 produk yang sama sebagai perbandingan.
- Dengan kehadiran internet sebagai media melakukan riset, pembeli dari B2B memiliki cara penelitian yang unik. Apabila dibuat customer journey, CMO menjelaskannya seperti ini:
Penjualan di dalam skema pasar B2B juga berbeda dengan B2C. Sebab, mereka tidak memperdulikan harga yang mahal selama ada ‘manfaat’ lebih yang mereka bisa terima. Rekomendasi dan customer experience dari klien-klien juga merupakan salah satu alasan mereka mau menggunakan produk tersebut.
Di bawah ini, Paper.id akan menjelaskan 5 strategi marketing yang bisa kamu lakukan apabila menargetkan pasar ke perusahaan B2B:
Retention Marketing
Retention Marketing bisa juga disebut sebagai loyalty marketing adalah sebuah cara untuk mempertahankan para klien setia di produk atau jasa yang kamu buat. Singkatnya, melakukan retention harus dilakukan agar bisnis yang kamu jalan tidak berfokus kepada klien baru tetapi juga memfasilitasi para klien lama.
Bagaimana cara membuat seorang klien tetap setia untuk menggunakan produk atau jasa yang kamu buat?
Pertama, adalah dengan memberikan pelayanan yang terbaik dengan menghadirkan customer service. Tugasnya adalah untuk terus memberikan penjelasan dan membantu memecahkan masalah mengenai kesulitan dalam menggunakan produk atau jasa yang klien telah beli.
Selanjutnya, buat sebuah produk atau jasa yang membuat klien kamu mau ‘bahagia’ menggunakannya. Ketika kebahagiaan itu klien rasakan, mereka tidak akan ragu untuk merekomendasikan produk atau jasa kamu (word of mouth) kepada temannya ataupun media sosial.
Optimasi Penggunaan LinkedIn
Facebook dan Instagram, sepertinya hampir semua perusahaan ataupun bisnis telah memilikinya. Tujuan dari penggunaan kedua media sosial tersebut adalah untuk memperkenalkan produk atau jasa mereka ke pasar yang lebih luas. Tapi, mereka lupa jika pasar yang dituju adalah B2B, bukan B2C.
Jika ingin menggaet pasar B2B, kedua jenis media sosial di atas bukanlah tipe yang pas. Sebab, sebagian besar pengguna dari Facebook Instagram adalah perseorangan, bukan korporat ataupun petinggi perusahaan. Untuk itu, media sosial apa yang harus digunakan untuk mendapatkan target pasar yang tepat?
LinkedIn merupakan media yang tepat untuk menunjukkan profesionalitas dari brand kamu. Di bawah ini terdapat beberapa cara sederhana untuk menghasilkan leads dari LinkedIn:
- Targetkan kepada pengguna LinkedIn yang sesuai dengan keinginan kamu, kemudian connect. Jika klien kamu menyetujui connect tersebut, kamu memiliki kesempatan untuk mengesankan dia lewat artikel tertentu ataupun penjualan secara langsung.
- Apabila klien cukup tertarik dengan tawaranmu, kemungkinan besar dia akan menceritakannya kepada klien lain ataupun rekan bisnisnya. Tentunya, itu sangat memberikan manfaat besar bagi bisnismu.
- Virality di LinkedIn sangat sulit namun selalu ada cara untuk mendapatkan hal tersebut, caranya adalah dengan membuat sebuah konten berkualitas. Dengan begitu, rekan di LinkedIn kamu bisa saja share ke teman-teman di akun LinkedIn pribadinya.
Kreatif Memanfaatkan Inbound Marketing
Inbound Marketing adalah sebuah cara melakukan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi. Misalnya, kamu memanfatkan SEO untuk meningkatkan trafik ke website, sosial media untuk promosi hingga ads untuk beriklan di Google. Masih banyak lagi channel dalam inbound marketing yang bisa dimanfaatkan.
Sean Ellis dari Growthhacker.com mengatakan jika perubahan harus dilakukan oleh setiap pebisnis, startup salah satunya. Mereka harus bisa beradaptasi dengan strategi marketing baru yang lebih mengandalkan dunia digital. Jika tidak bisa mengikuti ‘arus’, mereka akan tenggelam dan terlempar dari dunia bisnis.
Pembuatan konten menjadi salah satu cara terbaik dalam mendapatkan klien. Saat ini, klien atau pembaca lebih suka suatu konten dengan visualisasi yang dominan. Jika begitu, kamu bisa menyediakan mereka sebuah infografis yang penuh dengan gambar, serta fakta-fakta yang unik.
Baca Juga: Inbound Marketing: Strategi Promosi ‘Gratis’ Ala Pengusaha Jaman Now
Kekuatan Video Marketing
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, klien dari B2B tidak terlalu menyukai konten yang penuh dengan bacaan. Berikan mereka visualisasi gambar karena hal itu lebih menarik untuk dilihat oleh mata mereka. Itulah kenapa video marketing menjadi cara sukses selanjutnya dalam strategi pemasaran bisnis di B2B.
70% klien dari B2B lebih memilih untuk mencari produk melalui video marketing dibandingkan dengan konten marketing. Lebih lanjut, video marketing juga meningkatkan website conversion rates mencapai 34% dan juga click thru rate (CTR) mencapai 27% berdasarkan riset dari bluecorona.com.
Untuk mendapatkan atensi lebih dari klien kamu, terdapat beberapa jenis video marketing yang bisa menjadi rekomendasi pembuatan video:
- Video Perusahaan (Company Profile).
- Video tutorial melakukan sesuatu (How To).
- Attention Grabbing Video.
Terdapat banyak tempat juga untuk mendistribusikan video marketing, seperti Youtube, media sosial perusahaan hingga website resmi dari perusahaan sendiri.
Event Marketing
Klien dari B2B berbeda dengan B2C, mereka lebih spesial dan tidak mudah dalam membeli sebuah produk atau jasa. Sebagian besar dari mereka tidak akan percaya begitu saja untuk membeli produk melalui online. Mungkin, mereka mencari referensi melalui dunia maya namun dalam eksekusinya tidak begitu.
Pihak perwakilan dari B2B akan berinteraksi via telepon untuk meminta jadwal pertemuan. Momen itulah yang mungkin bisa menjadikan konversi. Namun, bagaimana jika tidak ada klien B2B yang menghubungi bisnis kamu? Itulah saatnya kamu membuat event marketing.
Strategi pemasaran yang terakhir ini memang membutuhkan biaya dan juga usaha yang lebih. Namun tanpa adanya eksposur dari bisnis itu sendiri, apa yang kamu lakukan untuk membesarkannya akan sia-sia. Sebab, promosi terbaik dalam bisnis adalah bagaimana cara kamu memperkenalkan produk atau jasa ke pasar yang luas.
Itu dia kelima strategi marketing yang akan berguna untuk bisnis kamu. Jika ada masukkan dan saran, kamu bisa menuliskannya di kolom komentar di bawah ini.
- Product Update: Langsung Konversi Invoice dari Accurate ke Paper.id, Kelola Dokumen Makin Lancar! - Oktober 28, 2024
- Perbedaan Faktur dan Invoice dalam Bisnis, Apa Saja? - Oktober 23, 2024
- Kenali AP & AR Automation yang Mampu Tingkatkan Bisnis Lebih Pesat - Oktober 23, 2024